Elemen mahasiswa akan kembali melakukan aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja di depan DPRD Jawa Barat pada hari ini, Senin (12/10). Ratusan mahasiswa diklaim akan ikut serta dalam aksi yang diikuti Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) dan elemen mahasiswa yang ada di Jabar.
"Benar, dari teman-teman mahasiswa akan turun aksi hari ini," ujar perwakilan mahasiswa Nur Chairul lewat pesan singkat, Senin (12/10)
Berdasarkan informasi yang dihimpun, para mahasiswa akan berkumpul dari Universitas Islam Bandung (Unisba) sekitar pukul 09.00 WIB. Selanjutnya long march ke Gedung DPRD Jabar di Jalan Diponegoro sekitar pukul 11.00 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Chairul menuturkan bahawa aksi unjuk rasa ini merupakan lanjutan dari rentetan demonstrasi yang dilakukan pada 6-8 Oktober lalu. Kala itu, unjuk rasa sempat berlangsung ricuh.
"Jumlah mahasiswa bahkan berpotensi lebih dari ratusan karena teman-teman dari kampus di Jawa Barat akan segera merapat juga dari berbagai kampus," ujarnya.
Chairul menjelaskan aksi besar-besaran tak hanya memprotes substansi dalam undang-undang. Namun, aksi kali ini juga merespons perusakan fasilitas kampus dan kekerasan yang berawal saat polisi mengikuti mahasiswa yang bergerak dari Gedung Sate ke Jalan Taman Sari usai berunjuk rasa beberapa waktu lalu.
Selain itu, aksi ini juga merupakan bentuk respons kita terhadap Polri yang melakukan tindakan represif menyerang kampus yang sebenarnya adalah titik evakuasi," ujarnya.
Sebelumnya, aksi ribuan mahasiswa dalam menolak Omnibus dilakukan di depan Gedung DPRD Jawa Barat, Rabu (7/10). Namun, pada petang hari aksi demonstrasi berakhir ricuh.
Bentrokan mahasiswa dengan aparat kepolisian terjadi setelah massa aksi merobohkan gerbang depan gedung DPRD Jabar dan memaksa masuk ke dalam gedung. Namun, aksi tersebut diadang personel Polri dan TNI.
Kemudian para massa aksi yang didominasi mahasiswa bergeser ke kawasan Tamansari dan mencoba memaksa masuk ke Gedung Unisba untuk berlindung.
Kampus Unisba sendiri sebenarnya bukan tempat evakuasi massa. Namun, karena sebagian besar terkena gas air mata, maka para demonstran diperbolehkan masuk area kampus untuk membersihkan wajah.
Diketahui, pada Rabu malam itu aparat menembakkan gas air mata dan bom asap ke area kampus. Akibatnya, kaca pos satpam kampus pecah terkena selongsong gas air mata.
Atas tindakan aparat di kampusnya tersebut, Rektor Unisba Edi Setiadi melaporkannya ke kepolisian wilayah.