Jawara Banten Tolak Anarkisme, Siap Hadapi Pedemo Rusuh

CNN Indonesia
Selasa, 20 Okt 2020 15:03 WIB
Para jawara dari 100 paguron di Banten menandatangani deklarasi anti-anarkisme terkait demonstrasi Omnibus Law Cipta Kerja.
Para jawara di Banten menandatangani deklarasi damai terkait demo dan pilkada. (Foto: CNN Indonesia/ Yandhi)
Serang, CNN Indonesia --

Saat aksi unjuk rasa menolak Omnibus Law Cipta Kerja berlanjut, hari ini, Selasa (20/10), para jawara dari 100 peguron atau perguruan di Banten mendeklarasikan diri menolak anarkisme dalam demonstrasi.

"Siapapun yang akan merusak dan merongrong Banten, harus berhadapan dengan kami, jawara Banten," kata guru besar pencak silat Bandrong, Ustaz Fadulloh, di Mapolda Banten, Serang, Selasa (20/10).

Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP Pendekar Banten, Abdurrahman, menambahkan pihaknya ikut serta menjaga kondusifitas di Bumi Jawara selama gelombang demonstrasi penolakan UU Omnibus Law dan pilkada berlangsung.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jawara bersama Polda Banten, menyatakan bahwa jawara Banten mendukung cinta damai. Tentunya kami berharap Banten cinta damai," kata dia, di tempat yang sama.

Tokoh masyarakat Banten yang juga dikenal sebagai Jawara Putih, Embay Mulya Syarif, mengatakan perusuh dan perusak bukan warga Banten. Sebab, orang asli Banten cinta damai dan sangat toleran.

Dia juga mengajak pengurus Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) ikut serta menjaga kondusifitas di perkampungannya. Sehingga keamanan dan ketertiban bisa terpelihara.

"Yang bikin ribut bukan orang Banten, mereka orang luar yang hanya bikin gaduh. Sampaikan ke seluruh jajaran (DKM), semoga bisa diikuti oleh lingkungan masjid-masjid di seluruh Banten. Bagi yang bikin rusuh, mereka akan ditindak dengan tegas," kata Embay.

Deklarasi damai yang dilakukan oleh para Jawara Banten ini kelanjutan dari deklarasi sebelumnya, yang dilakukan oleh 25 organisasi kemasyarakatan dan pemuda (OKP). Tujuannya, demonstrasi penolakan Omnibus Law Cipta Kerja tidak berakhir bentrok dan anarkistis.

Hal ini juga terkait pelaksanaan pilkada di empat daerah di Banten, yakni Kota Cilegon, Kabupaten Serang, Kabupaten Pandeglang, dan Kota Tangsel, yang diharapkan bisa berlangsung damai tanpa ada konflik horizontal.

"Deklarasi ini muncul, karena ada pertentangan UU cipta kerja, perbedaan selera itu biasa. Tapi perbedaan ini jangan diimplementasikan dalam anarkisme. Salah satu budaya Banten tampil disini, untuk mendeklarasikan diri Banten cinta damai. Peguron Banten yang ke sini, mendukung Banten tanpa anarkis," kata Kapolda Banten Irjen Pol Fiandar.

Sebelumnya, aksi massa di depan kampus UIN Sultan Maulana Hasanudin (SMH) Banten, 6 Oktober, berujung ricuh. Akibatnya, 14 mahasiswa ditangkap dan dijadikan tersangka. Buku Tan Malaka pun dijadikan barang bukti oleh pihak kepolisian.

(ynd/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER