Polisi menduga penusukan terhadap seorang pendukung pasangan calon di Pilkada Kota Makassar merupakan pelaku tunggal atau satu orang. Kesimpulan sementara ini didapat berdasarkan rekaman kamera CCTV di sekitar lokasi kejadian perkara.
Pada Sabtu (7/11) lalu, salah seorang pendukung pasangan calon di Pilkada Kota Makassar, MM (48), menjadi korban penusukan orang tak dikenal di Jakarta.
Polisi hingga kini telah memeriksa keterangan empat saksi yang saat kejadian berada di sekitar lokasi. Sementara pelaku penusukan masih dalam perburuan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Berdasarkan pantauan kamera CCTV, pelaku penikaman dilakukan satu orang," tutur Kanit Reskrim Polsek Metro Tanah Abang AKP Haris kepada wartawan, Senin (9/11).
Haris melanjutkan, korban MM saat ini masih belum bisa dimintai keterangan lantaran tengah dalam perawatan.
"Untuk korban belum bisa diambil keterangan karena masih dalam perawatan intensif pihak RS," ucap Haris.
Adapun rekaman CCTV menangkap kejadian ketika korban sedang berdiri di sebuah halte di Palmerah Jakarta Pusat, Sabtu (7/11) sekitar pukul 18.50 WIB.
Saat itu, kata Haris, orang tak dikenal tiba-tiba menghampiri korban dan langsung menusukkan senjata tajam ke tubuh korban.
Akibat kejadian itu korban mengalami luka tusuk di bagian punggung kiri bawah sebanyak satu tusukan.
"Untuk posisi korban dari pantauan kamera CCTV sedang berdiri di halte membelakangi jalan raya," ujar dia.
Sejak Minggu (8/11) kemarin polisi telah membenarkan peristiwa penusukan yang menimpa salah seorang pendukung pasangan calon Pilkada Kota Makassar, MM oleh orang tak dikenal di Jakarta.
Kejadian di sekitar lokasi studio stasiun televisi swasta di wilayah Palmerah bersamaan pada hari debat Pilkada Kota Makassar.
Saat itu seluruh pasangan calon Pilkada Kota Makassar menjalani debat publik di salah satu stasiun televisi swasta di Jakarta pada Sabtu (7/11).
Ajang Pilkada Makassar diikuti empat pasangan calon yang bakal memperebutkan suara pemilih. Keempat pasangan tersebut antara lain Ramdhan Pomanto dan Fatmawati Rusdi, Munafri Arifuddin dan Rahman Bando, Syamsu Rizal dan Fadli Ananda, serta Irman Yasin Limpo dan Andi Zunnun Armin NH.
(dis/nma)