PAHLAWAN NASIONAL

Soekanto Kapolri Pertama Indonesia, Pelopor Brimob dan PTIK

CNN Indonesia
Selasa, 10 Nov 2020 11:09 WIB
Said Soekanto, salah satu tokoh yang diberi gelar pahlawan nasional pada peringatan 10 November 2020. Sosok dari kepolisian ini dikenal sederhana juga tegas.
Foto: Dok. Istimewa
Jakarta, CNN Indonesia --

Raden Said Soekanto Tjokrodiatmodjo merupakan satu dari enam tokoh yang dianugerahi gelar pahlawan nasional pada peringatan 10 November 2020. Pria kelahiran 7 Juni 1908 ini merupakan Kepala Kepolisian pertama Indonesia.

Jenderal Polisi (purn) Said Soekanto Tjokrodiatmodjo menjabat sebagai Kapolri sekitar 15 tahun antara 1945 hingga 1959.

Semasa hidup, Soekanto dikenal sebagai pribadi sederhana yang tegas dan disiplin. Sifat ini tidak lepas dari pendidikan sang ayah, R. Motomihardjo yang keras dan disiplin. Kala itu, sang ayah merupakan seorang Pamong Praja.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Lahir di Bogor, Soekanto kemudian menjalani hidup dengan berpindah-pindah lantaran pekerjaan sang ayah. Ia meninggalkan Kota Hujan saat usianya belum genap satu tahun. Ini karena Motomihardjo diangkat bekerja sebagai wedana (pembantu bupati) di Serang.

Setelah itu Soekanto lantas diboyong lagi ke Tangerang, kembali karena alasan pekerjaan sang ayah.

Meski lahir di keluarga kecil kaum pribumi, Soekanto dapat mengenyam pendidikan barat. Ini tak lain karena ayahnya merupakan wedana dan juga pamong praja.

Ia mengenyam pendidikan anak-anak di Frobel School, kemudian melanjutkan ke sekolah dasar Europeesche Lagere School (ELS), bersekolah menengah di Hoogere Burgerschool (HBS), dan sempat mengikuti pendidikan hukum di Rechtschoogeschool te Batavia (RTS).

Meski mendapat pendidikan Belanda, Soekanto tidak terpengaruh soal budaya. Ia bahkan menolak pemberian nama Belanda yang kala itu dianggap sebuah kebanggaan bagi sebagian kalangan kaum pribumi berpendidikan.

Seokanto tidak menamatkan pendidikan hukumnya di RTS karena kondisi ekonomi keluarga. Ia kemudian masuk Commissarissen Cursus, lembaga pendidikan tinggi kepolisian yang memberi kesempatan kepada anak-anak pejabat pribumi yang terpilih.

Pada 1930, Soekanto diterima sebagai siswa Aspirant Commisaris van Politie dengan lama pendidikan tiga tahun. Soekanto pun lulus pada 1933 dan mendapat pangkat Komisaris Polisi Kelas III. Sejak itu karier Soekanto di kepolisian bermula.

Saat ditetapkan sebagai Kapolri oleh Presiden Soekarno, Soekanto diberi mandat untuk membangun kepolisian nasional yang mengemban tugas di seluruh wilayah Indonesia. Ia ditetapkan sebagai Kapolri pada 29 September 1945.

Ketika menjabat Kapolri, kepolisian kala itu masih belum memiliki kantor, belum memiliki staf, dan secara formal tidak memiliki wewenang karena masih menganut Hoofd van de Dienst der Algemene Politie atau berada di bawah kendali Departemen Dalam Negeri (Depdagri).

Sejak dilantik, ia sudah bekerja mengonsolidasi aparat kepolisian di setiap bagian Negara Republik Indonesia Serikat (RIS) sesuai pesan Presiden Soekarno untuk membangun Kepolisian Nasional.

Tidak hanya itu, Soekanto juga kerap kali mendelegasikan banyak perwira polisi untuk belajar kepolisian di Amerika Serikat. Beberapa nama yang ia kirimkan adalah Hoegeng Imam Santoso, Awaloedin Djamin, dan Mohammad Hasan.

Soekanto bersama Djoko Sutono, Supomo, dan Sultan Hamengkubuwono IX kemudian mendirikan akademisi polisi di Jakarta yang kini lebih dikenal dengan Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK). Pendirian ini bertujuan membentuk polisi yang pandai, modern, dan tanggap menghadapi perkembangan zaman.

Ia juga memprakarsai pendirian Brigade Mobil (Brimob) dan mendirikan pusat satuan Brimob di Porong, serta satuan polisi perairan dan udara.

Soekanto naik pangkat menjadi Jenderal Polisi (Purnawiraman) pada 1968. Ia wafat pada 1993 di usia 85 tahun karena sakit.

Hingga akhir hayat, Soekanto hidup dalam kesahajaannya di rumah sederhana, di Kompleks Polri, Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Ketika pensiun, ia tinggal di rumah sewa di Jalan Pegangsaan Timur Nomor 43 Jakarta Pusat.

(mln)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER