Satgas Ungkap Sebab Testing Covid-19 Indonesia di Bawah WHO

CNN Indonesia
Rabu, 18 Nov 2020 16:07 WIB
Setidaknya ada tiga sebab mengapa testing atau pemeriksaan Covid-19 di Indonesia belum mencapai target WHO di antaranya kekurangan SDM dan laboratorium.
Tenaga kesehatan menggunakan alat pelindung diri (APD) melakukan tes usap di GSI Lab (Genomik Solidaritas Indonesia Laboratorium), Cilandak, Jakarta, Sabtu, 3 Oktober 2020. (Foto: CNN Indonesia/Bisma Septalismaa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Penanganan Covid-19, Dewi Nur Aisyah mengungkapkan kendala yang dialami Indonesia sehingga angka testing virus corona belum mampu memenuhi target yang dianjurkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

WHO menargetkan pemeriksaan pada seribu orang dari 1 juta penduduk per pekan, dengan asumsi penduduk Indonesia sebanyak 267 juta jiwa. Maka idealnya, dalam sepekan harus ada pemeriksaan spesimen sebanyak 267 ribu.

Dewi berujar, kendala pertama untuk mencapai target WHO adalah kekurangan sumber daya manusia (SDM) untuk melakukan penelusuran kontak di lapangan. Sehingga, butuh waktu lama untuk memeriksa suspek Covid-19.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Semakin tinggi jumlah kasus, maka butuh waktu lama untuk melakukan pemeriksaan," kata Dewi dalam dialog 'Covid-19 Dalam Angka' di Youtube BNPB, Rabu (18/11).

Kendala kedua, adalah kurangnya jumlah laboratorium atau laboran pada saat momen libur akhir pekan atau libur panjang. Laboratorium biasanya tidak beroperasi pada Sabtu-Minggu sehingga jumlah pemeriksaan spesimen pun berkurang.

Infografis Alur Pemeriksaan Tes Covid-19Infografis Alur Pemeriksaan Tes Covid-19. (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)

Dewi menyarankan pemerintah baik pusat maupun daerah untuk memberikan dukungan berupa insentif pada laboran yang bekerja pada akhir pekan atau saat libur panjang.

"Pemeriksaan biasanya turun saat libur panjang, atau weekend, ini artinya kita harus memiliki dukungan seperti insentif untuk laboran yang bekerja saat waktu libur," ucap dia.

Kendala terakhir adalah perkara logistik laboratorium yang terkadang belum terpenuhi sehingga menghambat proses pemeriksaan spesimen. Dewi menjelaskan, ada beberapa laboratorium yang spesifik membutuhkan reagen merek tertentu yang sesuai dengan mesin pemeriksaan TCM agar bisa melakukan pemeriksaan spesimen.

"Terkait dengan pemenuhan logistik sangat berpengaruh, karena beberapa sistem di lab yang spesifik menggunakan merek tertentu, ini sebabnya yang membuat saat pemeriksaan logistiknya belum tersedia karena reagen spesifiknya tidak ada," tuturnya.

Namun demikian, Dewi mengatakan secara umum proses pengetesan Covid-19 di Indonesia mengalami kenaikan. Dalam pekan kedua November, Dewi mengklaim testing Covid-19 Indonesia sudah mencapai 82 persen dari target WHO.

"Memang belum melampaui target WHO, tapi ada peningkatan, pada pekan kedua November peningkatan testing hingga 86 persen dari target WHO, kita melakukan testing kepada 232.872 orang dalam sepekan," tutur Dewi.

Sementara itu, kasus positif Covid-19 per 17 November tercatat 474.455 kasus, dengan pasien sembuh 389.336 kasus, dan meninggal 15.393 kasus.

(nma/mln/nma/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER