Debat kedua Pilkada Kota Surabaya diwarnai klaim paling pro terhadap orang kecil atau wong cilik antara pasangan Eri Cahyadi-Armuji dan pasangan Machfud Arifin-Mujiaman. Eri merupakan kader PDIP, sementara Machfud adalah pensiunan jenderal Polri.
Dua paslon saling menjual janji dan program untuk rakyat kecil. Mereka pun tak lupa menempatkan diri sebagai bagian dari kelompok masyarakat yang termarjinalkan.
Pertarungan dimulai sejak awal debat. Eri-Armuji tancap gas dengan membeberkan sejumlah program bagi kelompok rentan, lansia, dan penduduk miskin.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami akan memberikan kepada lansia Kota Surabaya kunjungan dokter, listrik, dan air gratis. BPJS ke seluruh warga Surabaya. Semua kami lakukan untuk warga Surabaya," ucap Eri dalam debat yang disiarkan akun Youtube KPU Surabaya, Rabu (18/11).
Machfud-Mujiaman tak ketinggalan. Di sesi pertama, mereka menerapkan strategi baru dengan memaparkan kisah personal warga Surabaya.
Pasangan Maju menjual kisah-kisah nelangsa wong cilik Surabaya. Serangan dimulai saat Mujiaman maju membawa foto warga yang ia temui selama kampanye.
"Surabaya jadi pembicaraan hampir seluruh Indonesia. Untuk mengurus akte kematian, Bu Yaidah harus ke kemendagri di Jakarta," kata Machfud menjelaskan foto yang dipampang oleh Mujiaman. "Masih banyak ditemukan layanan publik yang diskriminatif," lanjutnya.
Serangan dilanjutkan di sesi berikutnya. Machfud-Mujiaman mengklaim kemiskinan dan pengangguran di Surabaya makin parah.
Machfud menawarkan program bedah 2 ribu rumah per tahun. Lalu ada program Rp1 juta per kepala keluarga miskin. Tak lupa, ada bantuan Rp150 juta per RT.
"Kami akan bedah rumah 2.000 per tahun. Kemudian BLT (bantuan langsung tunai) kita berikan Rp1 juta per KK, sembako murah juga kita persiapkan, kemudian bantuan nontunai yang belum ter-cover pemerintah pusat akan kami cover," ujar mantan Kapolda Jatim itu.
Program-program itu pun langsung dijawab Eri-Armuji. Armuji yang pernah menjabat Ketua DPRD Surabaya sebanyak dua kali menganggap program Machfud-Mujiaman usang.
Menurutnya, Pemkot Surabaya sudah punya program bantuan yang lebih baik. Armuji bilang ia akan melanjutkan bantuan Pemkot Surabaya Rp187 juta per RT.
"Kalau Rp150 juta per RT itu cukup kecil, kita sudah melakukan Rp187 juta itu bentuk program. Oleh itulah kalau Rp150 juta ini kemunduran, bukan kemajuan, mundur," ungkap politikus PDIP itu.
![]() |
Klaim paling pro rakyat berlanjut pada saat membahas transportasi. Eri-Armuji menawarkan pengembangan transportasi publik agar lebih modern.
Selain akan menghadirkan trem, Surabaya di bawah Eri juga akan membangun moda LRT dan MRT. Menurut Eri, modernisasi ini tidak akan meninggalkan para rakyat kecil.
"Kita gunakan supir angkot sebagai supir bus. Karena nanti jalan utama hanya ada bus. Jangan khawatir supir angkot, karena jenengan adalah keluarga saya. Kita tidak akan biarkan teman-teman semua tidak makan, tidak kerja," ujar Eri.
Mujiaman langsung membantah klaim keberpihakan Eri-Armuji terhadap rakyat kecil. Mujiaman menyebut Eri-Armuji tak bisa berbuat apa-apa selama jadi pejabat di pemkot dan DPRD.
Menurutnya, pembangunan transportasi di Surabaya selama ini tidak menyelesaikan masalah. Ia berkata sudah empat periode Armuji berkiprah di DPRD Surabaya, tapi jalanan makin macet.
"Apa-apa yang dibangun hanya untuk formalitas dan untuk pencitraan. Kita pastikan bangunan yang dibangun berguna, mensejahterakan, dan memudahkan masyarakat," tuturnya.
![]() |
Saling klaim pro rakyat juga terjadi saat membahas infrastruktur. Serangan dilancarkan Machfud dengan menyebut Eri-Armuji tidak mendukung pembangunan infrastruktur pro rakyat.
Ia menyindir pembangunan jembatan di Wonorejo yang dinilai tidak berempati pada warga sekitar. Machfud juga menyindir seluruh pasar di Surabaya dalam kondisi tidak layak.
"Inilah pembangunan yang tidak didasarkan untuk kepentingan rakyat kecil," ujarnya.
Klaim itu pun langsung dibantah Eri. Menurutnya, Pemkot Surabaya selama ini selalu menentukan pembangunan berdasarkan kebutuhan rakyat. Jika ia terpilih, maka ia akan memastikan pembangunan untuk kesejahteraan rakyat.
Eri secara spesifik menjawab tudingan pembangunan jembatan di Wonorejo yang tak berempati pada rakyat kecil. Menurutnya, pembangunan itu hanya satu dari ribuan pembangunan di Surabaya.
"Jembatan, itu karena apa? Ada kontraktor yang di-blacklist. Itu wajar. Ada beberapa ribu proyek, ada satu yang di-blacklist. Tapi kita akan pastikan semua pembangunan bermanfaat bagi warga Surabaya," tutur Eri.
(frd/dhf/bmw)