Hari Guru Nasional dan Kisah Sekolah Rimba Menolak Dibodohi

CNN Indonesia
Rabu, 25 Nov 2020 09:07 WIB
Guru di sekolah rimba, Jambi, berharap anak-anak yang dididik nantinya tak lagi dibodohi. Kini di Hari Guru Nasional, mereka telah mendidik hampir seribu orang.
Seorang anak Orang Rimba mengintip dari balik tempat hunian permanen bantuan salah satu perusahaan di Gading Jaya, Tabir Selatan, Merangin, Jambi. (ANTARA FOTO/Wahdi Septiawan)

Gentar sudah mengecap pendidikan baca tulis hitung sejak tahun 2000. Kecerdasan dan kemauannya yang kuat menjadikan Gentar mencolok di antara murid-murid lainnya. Ini juga yang menjadikannya generasi pertama kader pendidikan pada 2002.

Hanya saja kemudian keluarganya tidak mengizinkan lagi Gentar untuk meneruskan menjadi kader, karena takut Gentar akan jauh dari keluarganya. Maka dalam situasi yang diatur Gentar kemudian dipaksa menikah oleh induknya. Tanpa bisa menolak, Gentar mengikuti semua kemauan orang tuanya.

Setelah menikah ia melupakan kegemarannya mengajar. Mengikuti kelompoknya mencari penghidupan di dalam rimba. Sampai kemudian Gentar melanjutkan aktivitasnya mengajar anak-anak kelompoknya di kala luang. Sejak 2016, Gentar kembali aktif mengajar anggota kelompoknya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini Warsi memfasilitasi tiga kader lainnya yang tersebar di beberapa kelompok. Ada Besiap Bungo yang mengajari anak-anak rimba di Kelompok Tumenggung Nyenong Sungai Terap Batanghari. Ada juga Besigar yang mengajar anak-anak Rimba di Kedudung Muda kelompok Tumenggung Grip. Dan ada Bekaca yang mengajar anak-anak Rimba Kelompok Tumenggung Jelitai di Batanghari.

Selain kader, fasilitator pendidikan Warsi juga mengunjungi kelompok Orang Rimba untuk mengenal huruf dan angka. Saat ini yang aktif mengajar adalah Yomana Marpaung, Jauharul Maknun dan Helen Silalahi.

Mereka berkunjung dari satu kelompok ke kelompok lainnya mengenalkan aksara di tengah rimba. Dengan cara mengajar ini, sudah hampir 1.000 anak rimba dampingan Warsi yang bebas buta aksara, sebagian dari mereka sudah masuk sekolah formal.

Harapannya ke depan anak-anak rimba akan semakin maju dalam pendidikan, sebagai bekal mereka menghadapi persaingan hidup yang semakin ketat dan sumber daya yang semakin sedikit.

(epu/pmg)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER