Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mencatat Provinsi Jawa Tengah merupakan salah satu wilayah progresif yang melakukan testing terkait virus corona selama dua pekan terakhir.
Provinsi yang dipimpin Ganjar Pranowo ini dinilai mampu menggenjot target pemeriksaan hingga 36.364 orang dalam dua pekan. Jumlah itu dinilai melebihi target pemeriksaan dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
"Sebenarnya yang paling luar biasa kerja keras yang harus dilakukan itu Jabar 45 ribu, Jatim 40 ribu, dan Jateng 36 ribu. Namun hebatnya Jateng dalam beberapa pekan terakhir melakukan testing yang masif, makanya dua pekan terakhir ini mencapai target WHO 36 ribu pun ia selesaikan. Meskipun jumlah lab-nya hampir setengah dari DKI Jakarta," kata Ketua Bidang Data dan Teknologi Informasi Satgas Covid-19, Dewi Nur Aisyah dalam diskusi daring yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Rabu (2/12).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam hal target pemeriksaan, WHO menetapkan standar pemeriksaan 1 orang tiap 1.000 penduduk per pekan. Dengan asumsi Indonesia memiliki 267 juta penduduk, maka target pemeriksaan seharusnya mencapai 267 ribu orang per minggu.
Namun bila dirinci per daerah, Dewi mengatakan berdasarkan data terakhir per (28/11) dari 34 Provinsi Indonesia, hanya 11 provinsi yang sudah berhasil melampaui target testing WHO.
Urutannya adalah DKI Jakarta, Kalimantan Timur, Riau, Papua Barat, Sumatera Barat, Papua, Sulawesi Utara, DI Yogyakarta, Bali, Jawa Tengah, dan Kalimantan Selatan.
Adapun Dewi juga memaparkan 15 Provinsi yang mencapai target di atas 50 persen, sementara 10 Provinsi lainnya berada di bawah 50 persen dari target testing WHO.
Tak hanya itu, Dewi juga menegaskan kapasitas laboratorium yang ada di setiap daerah juga sangat mempengaruhi terhadap total jumlah pemeriksaan mingguan yang dilakukan kepada warga. Saat ini, tercatat sebanyak 466 lab pemeriksa Covid-19 tersebar di seluruh penjuru tanah air.
Dewi memaparkan berdasarkan jumlah lab, Jatim, Jakarta, dan Jawa Barat menjadi daerah yang terbanyak. Rinciannya, Jatim memiliki 70 lab, Jakarta 63 lab, dan Jabar 50 lab. Sedangkan tiga provinsi yang memiliki jumlah lab paling sedikit yakni Sulawesi Tenggara dengan 1 lab, Maluku 2 lab, dan Kalimantan Utara 2 lab.
"Jadi ketika berbicara testing, kita pahami dulu jumlah lab-nya, apakah jumlah SDM-nya cukup, berapa banyak jumlah mesin PCR yang ada di sana, dan nanti terkait ketersediaan logistik atau reagen," kata Dewi.
(khr/pmg)