Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeladah rumah dinas Menteri Kelautan dan Perikanan nonaktif Edhy Prabowo di Komplek Widya Chandra, Jakarta Selatan, Rabu (2/12).
Penggeledahan tersebut terkait dengan penyidikan dugaan korupsi izin ekspor benih lobster yang menjerat Edhy sebagai tersangka.
Berdasarkan informasi sumber CNNIndonesia.com, tim penyidik KPK dipimpin Novel Baswedan. Mereka tiba di rumah dinas Edhy sekitar pukul 17.20 WIB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedatangan Novel dan kawan-kawan turut didampingi anggota polisi berseragam lengkap. Mereka langsung bergegas masuk ke rumah dinas tersebut.
Pelaksana Tugas Juru Bicara KPK Ali Fikri maupun Ketua KPK Firli Bahuri belum memberikan keterangan terkait kegiatan penggeledahan di rumah Edhy tersebut.
Sebelumnya, Novel dan kawan-kawan telah menggeledah ruang kerja Edhy di Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), Jakarta Pusat, Jumat (27/11).
Dari penggeledahan tersebut, penyidik KPK menyita sejumlah uang baik dalam pecahan rupiah maupun mata uang asing. Selain itu, penyidik juga membawa beberapa dokumen dan barang bukti elektronik.
Tak hanya kantor Edhy yang 'diacak-acak' tim penyidik lembaga antirasuah. Mereka juga menggeledah kantor PT Aero Citra Kargo (ACK). Dari penggeledahan ini, penyidik menyita sejumlah dokumen dan bukti elektronik terkait perkara tersebut.
Dalam kasus ini, KPK menetapkan total tujuh orang, termasuk Edhy sebagai tersangka dalam dugaan korupsi izin ekspor benih lobster. Edhy diduga menerima uang mencapai Rp9,8 miliar yang dikumpulkan dalam satu rekening atas nama istri stafnya.
Wakil Ketua KPK Nawawi Pomolango memastikan timnya membuka peluang untuk mengembangkan perkara dan menetapkan pihak lain sebagai tersangka. Selain itu, lembaga antikorupsi juga membuka peluang menjerat korporasi menjadi tersangka.
(tim/fra)