Jelang akhir masa kampanye Pilkada Surabaya, elektabilitas pasangan calon wali kota dan wakil wali kota nomor urut 1, Eri Cahyadi-Armuji, unggul dari lawannya, Machfud Arifin-Mujiaman Sukirno, berdasarkan survei Charta Politika Indonesia.
"Ada tren kenaikan elektabilitas Eri-Armuji dari 41,9 persen menjadi 51,2 persen, sementara Machfud-Mujiaman stagnan, 41,4 persen ke 40,7 persen," ujar Yunarto dalam keterangan tertulisnya, Jumat (4/12).
Sementara itu, responden yang belum menentukan jawaban menurun, dari 16,7 persen pada September menjadi 8,1 persen di Bulan November.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Data ini menunjukkan bahwa warga sudah mulai menentukan pilihan terhadap sosok pemimpin idamannya untuk Kota Pahlawan.
Yunarto menambahkan bahwa semua kandidat sudah dikenal dengan baik oleh pemilih. Dari 4 nama calon yang bertarung, semuanya sudah memiliki tingkat pengenalan di atas 80 persen. Hanya nama Mujiaman Sukirno yang masih memiliki tingkat pengenalan sedikit di bawah 80 persen.
Dari sisi lain, Eri-Armuji paling banyak disukai publik ketimbang Machfud-Mujiaman. Rinciannya, dari 88,8 persen tingkat pengenalan terhadap Eri, 91,8 persen di antaranya menyatakan suka. Dari 82,8 persen warga yang kenal Armuji, 91 persen di antaranya menyatakan suka.
Untuk pengenalan Machfud yang sebesar 82,9 persen, sebanyak 86,9 persen di antaranya suka terhadap purnawirawan polisi tersebut. Bagi Mujiaman, dari tingkat pengenalan 72,3 persen, sebanyak 86,1 persen menyatakan suka.
"Dari tingkat kemantapan pilihan, secara umum sudah mencapai 75,8 persen. Strong voters pada pasangan Eri-Armuji mencapai 85,5 persen, sedangkan strong voters Machfud-Mujiaman 73,8 persen," kata dia.
Survei ini juga memotret tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Pemkot Surabaya, yaitu 92,7 persen responden menyatakan puas. Hanya sekitar 5,5 persen responden yang menyatakan ketidakpuasan mereka dengan kinerja Pemkot Surabaya.
Survei terbaru Charta ini dilakukan pada 18-24 November lalu dengan menggunakan metode multistage random sampling.
Jajak pendapat ini melibatkan 1.200 responden melalui wawancara tatap muka dan kuesioner terstruktur. Adapun margin of error mencapai kurang lebih 2,83 persen.
(frd/has)