Orang Tua Larang Ketua KPPS Tugas di RS Darurat Surabaya

CNN Indonesia
Rabu, 09 Des 2020 16:49 WIB
Ketua PPK Krembangan, Febryan Kiswanto memutuskan untuk mengganti Ketua KPPS tersebut dengan petugas lain untuk mengambil suara di RS Darurat Lapngan Surabaya.
Orang tua Ketua KPPS TPS 31, Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Krembangan, Surabaya, keberatan anaknya bertugas di RS Darurat Lapangan karena takut terpapar virus corona. (CNN Indonesia/Farid)
Surabaya, CNN Indonesia --

Proses pemungutan suara Pilkada Surabaya 2020 terhadap pasien Covid-19 di Rumah Sakit (RS) Darurat Lapangan, Jalan Indrapura Surabaya, mengalami hambatan, Rabu (9/12).

Orang tua Ketua KPPS Tempat Pemungutan Suara (TPS) 31, Kelurahan Kemayoran, Kecamatan Krembangan, Surabaya, keberatan anaknya bertugas di dalam rumah sakit darurat tersebut.

Orang tua petugas itu mengaku keberatan lantaran khawatir anaknya terpapar Covid-19 saat bertugas di dalam rumah sakit itu. Ia pun meminta anaknya pulang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dia ketua KPPS, saya keberatan, saya takut jangan sampai terjangkit, karena terjangkit saya stres, kepikiran seterusnya," kata pria yang enggan disebutkan namanya itu.

Usai berdialog dengan PPK dan tim dokter di RS Darurat, ia lantas tetap meminta agar anaknya diganti petugas yang lain.

"Saya punya anak, saya tidak izinkan. Anak saya pulang. Saya tunggu, jangan sampai anak saya masuk," ujarnya.

Ketua Panitia Pemilihan Kecamatan (PPK) Krembangan, Febryan Kiswanto pun memutuskan untuk mengganti Ketua KPPS tersebut dengan petugas lain. Hal itu, kata dia bukanlah sebuah masalah.

"Untuk bertugas di dalam bisa satu KPPS saja, jadi tidak ada masalah," kata Febry.

Di RS Darurat Lapangan setidaknya ada 73 pasien Covid-19 yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pilkada Surabaya 2020. Mereka merupakan pemilih yang telah mengurus formulir A5 atau pindah pilih.

Untuk menggelar pemungutan suara itu, PPK Krembangan pun mengerahkan petugas TPS 31. Ada pula saksi dari kedua paslon dan pengawas TPS.

Mereka dibekali alat pelindung diri (APD) lengkap level 3 oleh pihak rumah sakit, sebagai upaya perlindungan dan keamanan.

"Teman-teman juga sudah difasilitasi dengan hazmat, kita melakukan tidak tangan kosong karena sudah tercover," katanya.

Kendati demikian, para petugas, kata Febry tentu mengalami kekhawatiran. Ia pun berkoordinasi dengan pihak dokter dan tim medis untuk prosedur keselamatan.

"Tentu ada kekhawatiran bagi kami. Ini merupakan hal yang baru dan pertama, maka kami butuh banyak koordinasi dengan dokter terkait keselamatan baik pra maupun pasca," ujarnya.

Sementara itu, Kepala Staf Pelayanan Medis RS Darurat dr Agus Haryanto, mengatakan bahwa pihaknya mendukung penuh proses pemungutan suara di dalam. Pihaknya pun membekali petugas yang masuk dengan APD level tertinggi.

"Pada prinsipnya kami concern pada teman-teman yang masuk ke dalam, mereka akan dilindungi APD level 3, yang tertinggi, mulai dari pemakaian sampai yang paling penting melepas, ada prosedur yang harus diikuti," katanya.

Proses pemungutan suara di RS Darurat molor dari jadwal semestimya pukul 12.00 WIB. Baru dimulai pukul 14.30 WIB. Saksi sempat keberatan, namun proses pemungutan tetap dilanjutkan, berdasarkan rekomendasi KPU dan Bawaslu Kota Surabaya.

(frd/fra)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER