Pemungutan suara pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 digelar serentak untuk 270 daerah di Indonesia, Rabu (9/12). Salah satunya adalah Pilwalkot Depok, Jawa Barat yang memiliki 1.229.362 daftar pemilih tetap (DPT).
KPU Kota Depok menargetkan 77,5 persen masyarakat dari jumlah DPT itu bisa berpartisipasi dalam menggunakan hak pilihnya meskipun digelar di tengah pandemi Covid-19 yang belum menjinak.
Apalagi, Kota Depok kembali ditetapkan sebagai zona merah atau wilayah berisiko tinggi penularan virus Corona di pekan ini. Data per 6 Desember lalu menunjukkan Depok di urutan pertama dengan penambahan kasus harian tertinggi di Jawa Barat dengan 286 kasus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melihat kondisi itu, warga Depok mengaku was-was tertular virus corona saat menggunakan hak pilihnya di tempat pemungutan suara (TPS).
Warga Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok, Thalita (17) mengaku ada rasa sedikit perasaan takut tertular virus Corona saat memutuskan ikut menggunakan hak suaranya di TPS. Terlebih Kota Depok saat ini masuk dalam zona merah virus Corona.
"Rasa takut sih ada pas mau nyoblos, apalagi di Depok corona-nya lagi tinggi banget sekarang ini, zona merah kan sekarang," kata Thalita kepada CNNIndonesia.com, Rabu (9/12).
Meski demikian, ia berhasil mengusir rasa takutnya itu dengan cara mempersiapkan alat pelindung diri secara maksimal sebelum ke TPS. Semisal, ia menggunakan masker, menggunakan sarung tangan plastik hingga membawa alat tulis sendiri. Ia pun mencoba berstrategi mengenai waktu untuk datang ke TPS memberikan hak suara. Diketahui, KPU sendiri mengatur bahwa TPS akan ditutup bagi pemilih pada pukul 13.00 WIB.
"Jadi kita sendiri sudah siap, dan metode pencoblosan juga sudah ditentuin dengan protokol kesehatan, misalnya kita bawa pulpen sendiri dari rumah, juga kita gak ada kontak fisik sama orang-orang. Jadi ga terlalu cemas," kata Thalita.
Thalita mengaku antusias dan tak ingin melewatkan momentum Pilwalkot Depok 2020 sebagai pemilu perdana menggunakan hak pilih. Ia mengaku sebagai pemilih baru karena baru memasuki usia 17 tahun beberapa bulan lalu. Atas dasar itu, dirinya tak ingin golput dengan tetap menggunakan hak pilihnya dengan baik demi kemajuan di Kota Depok ke depannya.
"Dari keluarga juga enggak ada yg melarang. Ya orangtua mendukung. Memang ketentuannya kita enggak boleh golput. Yang penting kita persiapkan dari rumah soal prokesnya, biar kesehatannya terjaga," kata dia.
![]() |
Pemilih lain yakni seorang pelajar berusia 18, Septi, mengaku awalnya memiliki rasa takut untuk datang ke TPS di tengah pandemi corona di Depok. Namun, kedua orangtua meyakinkan dirinya untuk tetap memakai hak pilihnya, karena menggunakan protokol kesehatan.
"Takut sih. Justru orang tua yang jadi meyakinkan bahwa aman kok ini semua," kata Septi.
Septi juga mengungkapkan dirinya tak ingin melewatkan momentum Pilkada 2020 sebagai pemilu pertamanya untuk menggunakan hak pilih.
Ia lantas berharap kepala daerah yang memenangkan Pilkada Depok 2020 bisa mengakhiri pandemi virus Corona yang kian mengganas di wilayah yang berjuluk Kota Belimbing tersebut. Septi pun berharap program utama kepala daerah terpilih yakni mampu menekan angka penularan virus Corona.
"Lalu yang nanti terpilih pemimpinnya amanah, bertanggung jawab. Dan, bisa menekan Covid-19 di Depok ini," kata Septi.
Lebih lanjut, Septi turut menitipkan pesan bagi kepala daerah Depok terpilih bisa menyediakan dengan cepat vaksin virus Corona bagi masyarakat. Ia berharap agar vaksinasi itu akan gratis dan mudah untuk diakses masyarakat Depok secara luas tanpa terkecuali.
"Dan vaksinnya nanti bisa tersedia cepat dan gratis, karena enggak semua masyarakat di Depok itu berduit. Karena, ada masyarakat kalangan bawah yang ekonominya enggak cukup buat vaksin kalau mahal. Supaya covid enggak makin menyebar," kata dia.
![]() |
Sementara itu, Sulistianto (55) yang sehari-harinya bekerja sebagai pegawai swasta mengaku ada perasaan was-was sebelum mendatangi TPS. Meskipun demikian, ia tetap mengantisipasinya dengan menjalankan protokol kesehatan secara ketat seperti menggunakan alat pelindung diri secara ketat saat hendak ke TPS.
"Was-was ada. Tapi kita ikuti Prokes. Dan karena kita sudah mematuhi. Yakin bila kita patuh Prokes semoga ga tertular," kata Sulistianto.
Sulistianto mengaku sengaja mengambil waktu mendekati akhir penutupan pemungutan suara TPS agar terhindar dari kerumunan pemilih.
"Mudah-mudahan ke depan kita jadi masyarakat yang madani dan sejahtera. Siapapun yang terpilih nanti jadi wali kota Depok harus terima apa adanya," kata dia atas harapannya pada hasil pemilihan wali kota dan wakil wali kota Depok tersebut.
![]() |
Pilkada Depok 2020 sendiri menghadirkan 2 pasangan kandidat yakni Mohammad Idris-Imam Budi Hartono melawan pasangan Pradi Supriatna-Afifah Alia. Idris sendiri saat ini masih menjabat wali kota Depok. Sementara Pradi masih menjabat sebagai wakil wali kota Depok.
Pasangan Idris-Imam sendiri diusung oleh PKS, PPP dan Demokrat. Sementara pasangan Pradi-Afifah diusung oleh koalisi PDIP, Golkar, PKB, PAN dan PSI.
Pilkada 2020 adalah pesta demokrasi pertama di Indonesia yang digelar di tengah pandemi. KPU menyiapkan sejumlah peraturan guna memastikan tahapan pilkada berjalan dengan aman. Pilkada 2020 sendiri berlangsung di 270 daerah secara serentak yang rinciannya adalah 9 provinsi (pilgub), 37 kota (pilwalkot), dan 224 kabupaten (pilbup).
Lihat juga:LIVE REPORT: Pilkada Serentak 2020 |