Koalisi Ibukota: PSBB Tak Memperbaiki Kualitas Udara Jakarta

CNN Indonesia
Senin, 14 Des 2020 14:03 WIB
Koalisi Ibukota menilai PSBB Jakarta selama pandemi tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan kualitas udara di Jakarta
Koalisi Ibukota menilai PSBB Jakarta selama pandemi tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan kualitas udara di Jakarta Foto: CNN Indonesia/ Bisma Septalisma
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah lembaga yang tergabung dalam Koalisi Ibukota menilai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Jakarta sebagai upaya pencegahan penularan virus corona (Covid-19) di Jakarta tidak berdampak signifikan terhadap kenaikan kualitas udara di Jakarta. Berdasarkan catatan Greenpeace, kualitas udara di Jakarta masih tergolong tidak sehat.

Juru Kampanye Iklim dan Energi Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyanu mengatakan, dari pengumpulan data yang dilakukan pihaknya sejak Januari hingga 12 Desember 2020, kualitas udara selama PSBB masih dalam kategori sedang hingga tidak sehat.

"Usai PSBB Transisi, didapati juga konsentrasi PM 2,5 dan NO2 di Jakarta terus meningkat. Bahkan, Jakarta berada di peringkat lima untuk ibu kota di dunia dengan kualitas udara (PM 2,5) terburuk menurut laporan IQAir (air visual) yang diluncurkan Februari 2020," kata Bondan dalam keterangan tertulisnya, Senin (14/12).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bondan menambahkan, jika dilihat lebih lanjut secara keseluruhan data yang disajikan sepanjang tahun 2020, terlihat hanya 11 hari dengan kategori udara sehat (hijau) yang terdeteksi di dua stasiun pemantauan kualitas udara.

Rata-rata harian konsentrasi PM 2,5 terdapat 13 hari yang melebihi ambang batas nasional pada Juli hingga Agustus. Sedangkan, data rata-rata tahunan (Januari-7 Desember 2020) diperoleh angka 35 mikrogram/meter kubik di Jakarta Pusat dan 43 mikrogram/meter kubik di Jakarta Selatan.

"Yang artinya rata-rata tahunan ini sudah melebihi ambang batas, baik dalam standar WHO (10 mikrogram/meter kubik) ataupun standar Baku Mutu Udara Ambien Nasional (15 mikrogram/meter kubik)," jelas Bondan.

Peneliti Divisi Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Indonesian Center for Environmental Law (ICEL), Bella Nathania mengatakan, langit biru di Jakarta saat penerapan PSBB tak berarti mengubah indeks kualitas udara buruk.

Kata Bella, kebijakan PSBB dilakukan semata-mata untuk membatasi aktivitas publik dan meminimalisasi penyebaran virus corona, namun tidak diiringi dengan tujuan jangka panjang, yakni memperbaiki kualitas udara yang sebenarnya dapat mengurangi kasus kematian akibat virus corona.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengklaim kualitas udara di Jakarta membaik semenjak pandemi Covid-19 melanda Indonesia. Menurut Anies, kembalinya langit biru di Jakarta tidak lepas dari PSBB yang diterapkan sejak April lalu.

Sejak saat itu, hampir seluruh kegiatan warga Jakarta dilakukan dari rumah guna mencegah penyebaran Covid-19 meluas.

(dmi/gil)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER