Satgas Penanganan Covid-19 Nasional mencatat masyarakat Indonesia belum sepenuhnya percaya pada keberadaan Covid-19 sebagai wabah yang mematikan.
"Sebanyak 16 persen masyarakat kita masih ada yang belum percaya tentang Covid-19," kata ketua Satgas Covid-19 Doni Monardo dilansir dari laman resmi Badan Nasional Penanganan Bencana (BNPB), Kamis (17/12).
Doni menegaskan bahwa penyakit yang disebabkan oleh virus SARS Cov-2 atau Covid Itu ada dan nyata. Namun hingga saat ini masih ada pihak-pihak yang tidak percaya dengan keberadaan penyakit tersebut.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut bahwa penanganan bencana non-alam seperti pandemi Covid-19 tidak lepas dari peranan seluruh pihak, baik yang ada di pusat maupun di daerah.
Oleh karena itu, ujarnya, peranan seluruh pihak sangat diperlukan untuk sama-sama menangani pandemi ini. Dia juga mengatakan bahwa segenap komponen tersebut harus bekerja lebih keras lagi, terutama dalam hal memberikan literasi dan edukasi kepada masyarakat tentang bahaya Covid-19.
"Kita ke depan harus bisa bekerja lebih keras, untuk bisa menjelaskan bahaya Covid-19 ini kepada publik kepada masyarakat," ujar Doni.
Doni juga yakin bahwa dengan memberikan pemahaman literasi yang baik dan didukung oleh pendekatan berbasis kearifan lokal, maka penanganan Covid-19 di Tanah Air menjadi lebih baik lagi.
"Dengan bahasa yang mudah dipahami dengan kearifan lokal yang bisa digali dari tiap-tiap daerah, maka kita yakin Covid-19 ini bisa kita tangani dengan lebih baik," tambahnya.
Satgas Covid-19 senantiasa mengingatkan dan meminta masyarakat untuk waspada penularan Covid-19 dengan menerapkan protokol kesehatan 3M. Protokol tersebut meliputi menjaga jarak, memakai masker, dan mencuci tangan sesering mungkin.
(ang/fjr)