Pemerintah Kota Bandung menyatakan butuh sebanyak 1,5 juta dosis vaksin Covid-19. Angka tersebut disesuaikan dengan jumlah penduduk usia 18-59 tahun dari total 2,5 juta jiwa penduduk di Kota Kembang itu.
"Kota Bandung butuh sekitar 1,5 juta, harus dua kali penyuntikannya," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kota Bandung Rosye Arosdiani, dalam simulasi pemberian vaksin Covid-19, Rabu (23/12) kemarin.
Terkait waktu pelaksanaan, Rosye mengatakan pihaknya menunggu arahan dari Kementerian Kesehatan. Terdapat tujuh provinsi prioritas vaksinasi Covid-19, termasuk Jawa Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, meski masih belum tahu kapan realisasi penyerahan vaksin Covid-19 dari pemerintah pusat, pihaknya tetap melakukan simulasi vaksinasi.
"Kita sendiri masih mencari bentuk petunjuk teknis yang sudah ada. Tapi apakah juknis ada perkembangan selanjutnya, ini masih menunggu," ujarnya.
Untuk mempermudah pemberian vaksin, Rosye mengatakan pihaknya akan melibatkan BPJS Kesehatan dalam pelaksanaannya. Mulai dari pendaftaran dan persyaratan yang akan berlaku.
"Ada keterlibatan dari BPJS karena ikut di dalam aplikasi tiket dan ada aplikasi lainnya. Sehingga memang butuh untuk melihat ataupun mencoba menjalankannya," katanya.
Lebih lanjut, Rosye menjelaskan tahap pertama dalam pemberian vaksin yaitu pendaftaran ke aplikasi Peduli Lindungi. Data tersebut terhubung dengan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil).
"Lalu data yang sudah ada di BPJS akan terkoneksi masing-masing akan memperoleh pemberitahuan yang disampaikan sebelumnya adalah SMS. Nanti masing-masing warga akan mengisi di situ seperti skrining kesehatan sampai bersedia atau tidak," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memastikan seluruh masyarakat mendapat vaksinasi Covid-19 secara gratis. Jokowi mengatakan tak ada syarat untuk mendapat vaksin gratis, seperti harus terdaftar menjadi anggota BPJS Kesehatan.
Pemerintah telah mendatangkan vaksin Covid-19 buatan Sinovac asal China pada awal Desember lalu sebanyak 1,2 juta dosis. Vaksin tersebut akan kembali tiba pada Januari 2021 sebanyak 1,8 juta dosis.
Mantan wali kota Solo itu menyampaikan penggunaan vaksin ini menunggu izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
(hyg/fra)