Perjalanan Sinovac dari China ke Indonesia Hingga Terbit EUA

CNN Indonesia
Senin, 11 Jan 2021 16:07 WIB
Tiba pada 19 Juli 2020, Vaksin Sinovac asal China akhirnya resmi mendapat izin penggunaan darurat (EUA) dari BPOM hari ini, Jumat (11/1)
Ilustrasi. Petugas kesehatan menyuntikan vaksin kepada relawan saat simulasi uji klinis vaksin COVID-19 di Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung, Jawa Barat, Kamis (6/8/2020). (Foto: ANTARA FOTO/M Agung Rajasa)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hingga pengujung Desember 2020 setidaknya ada 3 juta dosis vaksin virus corona (SARS-CoV-2) Sinovac yang tiba di Indonesia.

Vaksin buatan perusahaan China, Sinovac Biotech itu tak langsung disuntikkan. Sebagaimana prosedur vaksinasi, Indonesia menjadi salah satu negara yang menjalankan uji klinis vaksin ini. Pengujian dikerjakan bersama antara PT Bio Farma (persero) dan Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad).

Mulanya, pada 19 Juli 2020 lalu, sebanyak 2.400 vaksin tiba di Indonesia. Kedatangan vaksin Covid-19 dari Sinovac tersebut merupakan bagian dari kebutuhan fase uji klinis tahap III yang dimulai Agustus 2020.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pengiriman saat itu dilakukan lewat hubungan diplomasi Kementerian Luar Negeri yang mengirimkan vaksin sebagai diplomatic goods (barang diplomasi).

Usai kedatangan itu, Direktur Utama PT Bio Farma Honesti Basyir mengumumkan memulai uji klinis tahap ketiga vaksin covid-19 Sinovac, pada Kamis (6/8). Menurut dia, vaksin ini cenderung banyak diminati berbagai lapisan masyarakat di seluruh negara.

Kata dia, hampir seluruh negara berlomba-lomba dapat menghadirkan vaksin Sinovac.

"Kami mohon doa, di ulang tahun kami [Bio Farma] yang ke-130 tahun pada hari ini, kami akan memulai uji klinis untuk pengembangan vaksin Covid-19," tutur Honesti saat itu Kamis, 6 Agustus 2020.

Uji klinis vaksin pun dilangsungkan di Pusat Uji Klinis yaitu di FK Unpad dan melibatkan sampel 1.620 orang atau relawan dengan rentang usia 18 hingga 59 tahun.

Dalam uji klinis vaksin Covid-19 tersebut, Bio Farma berperan sebagai sponsor berkolaborasi dengan pelbagai pihak antara lain Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan RI (Balitbangkes) Kementerian Kesehatan sebagai medical advisor atau penasihat medis dan, pelaksanaan uji titer antibodi netralisasi.

Selain itu, Bio Farma menggandeng Badan Pengawas Makanan dan Obat (BPOM) RI sebagai regulator.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menunjukan lengannya yang telah di suntikan vaksin, di Puskesmas Garuda, Bandung, Jawa Barat, Senin (14/9/2020). Gubernur Jabar Ridwan Kamil, bersama Kapolda Jabar Irjen Pol Rudy Sufahriadi, Pandam III Siliwangi Mayjen TNI Nugroho Budi Wiryanto dan Kepala Kejati Jabar Ade Eddy Adhyaksa menjalani uji klinis tahap tiga berupa penyuntikan vaksin COVID-19. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi/hp.Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menunjukkan lengannya yang telah disuntik vaksin, di Puskesmas Garuda, Bandung, Jawa Barat, Senin (14/9/2020). (Foto: ANTARA FOTO/RAISAN AL FARISI)

Salah satu yang terlibat langsung dalam uji klinis tahap ketiga adalah Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil. Dia mendaftarkan diri menjadi relawan.

Emil--sapaan akrab Ridwan Kamil--menjalani penyuntikan pertama sebagai relawan uji klinis vaksin Covid-19 di Puskesmas Garuda, Kecamatan Andir, Bandung pada Jumat, 28 Agustus 2020.

Ketua Tim Riset Uji Klinis Vaksin Covid-19 Fakultas Kedokteran Unpad, Kusnandi Rusmil menerangkan bahwa setiap relawan diambil sampel darahnya sebanyak tiga kali. Pertama yakni sebelum vaksinasi.

Kedua, setelah vaksinasi tahap kedua. Dan terakhir, sampel darah diambil setelah relawan beraktivitas selama lima bulan.

Sepanjang jangka waktu itu, para relawan tetap melaporkan hal-hal yang terjadi selama berkaitan dengan vaksin. Relawan dapat memanfaatkan asuransi kesehatan. Jika pun di tengah proses mengalami gangguan kesehatan pun dapat langsung berobat ke rumah sakit dan seluruh biaya akan ditanggung.

Kusnadi sempat menyampaikan belum menemukan efek samping serius akibat vaksinasi, selama uji klinis berlangsung. Demikian pula pada uji klinis fase I dan II sebelumnya.

"Lulus uji klinis fase tiga, vaksin ini bisa dipakai, dilanjutkan dengan post marketing surveillance. Jadi vaksin yang boleh digunakan sudah berkali-kali dicek keamanannya," kata Kusnandi, Rabu (28/10) tahun lalu.

Mundurnya Relawan Uji Klinis

BACA HALAMAN BERIKUTNYA

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER