Juru Bicara Tim Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menjelaskan ada beberapa tenaga kesehatan (nakes) yang tidak mendapatkan pesan singkat secara serentak (SMS blast) namun sudah terdaftar menjadi prioritas vaksin Covid-19.
Menurut Nadia, hal itu bisa terjadi dikarenakan nomor ponsel yang digunakan oleh nakes tersebut berbeda dengan nomor ponsel yang terdaftar di Badan Pengembangan dan Pemberdayaan SDM Kesehatan (PPSDM Kemenkes).
"Bisa saja dia terdaftar prioritas di PeduliLindungi.id tapi karena nomor ponselnya beda dengan yang ada di PPSDM Kemenkes makanya dia gak dapat SMS," kata Nadia saat dihubungi CNNIndonesia.com, Selasa (5/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nadia menjelaskan, meski tidak mendapat SMS blast, jika Nakes tersebut terdaftar sebagai prioritas di situs PeduliLindungi.id, ia tetap akan mendapat suntik vaksin Covid-19 Sinovac.
Oleh sebab itu, Nadia meminta para nakes tidak menunggu SMS blast perihal vaksinasi Covid-19 namun langsung memeriksa statusnya di pedulilindungi.id. Dalam situs tersebut, nakes hanya diminta memasukkan nomor NIK dan mengisi kode captcha.
Jika sudah terdaftar sebagai prioritas, Nadia meminta agar nakes tersebut segera melakukan registrasi ulang untuk menerima vaksin Covid-19 Sinovac.
"Jadi sebaiknya memang membuka situs pedulilindungi.id, lalu segera registrasi," kata Nadia.
Vaksinasi Covid-19 dikabarkan akan dimulai pada 13 Januari 2021. Presiden Joko Widodo beserta kabinetnya akan mendapat suntik vaksin Covid-19 asal Sinovac pertama kali. Kemudian vaksinasi Covid-19 secara massal kepada Nakes akan dimulai pada 14 Januari 2021.
Pemerintah Indonesia sebelumnya telah mendatangkan 3 juta dosis vaksin Sinovac dalam dua gelombang. Vaksin-vaksin itu sudah mulai disebar ke berbagai daerah. Jokowi menyebut pekan depan Indonesia akan kembali kedatangan 15 juta bahan baku vaksin kembali.
(mln/ain)