Wakil Sekretaris Jenderal Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Fery Rahman mengaku belum mengetahui ada anggotanya yang menolak untuk menerima vaksin corona. Dia menyatakan akan mencari tahu kebenaran informasi tersebut.
Pernyataan itu menyusul kabar anggota IDI Solo yang masih enggan menerima suntikan vaksin Covid-19 dari perusahaan Sinovac asal China.
"Saya belum tahu berita betulnya, akan dicek dulu, betul tidak anggota kami, apakah dokter gigi, atau apa," kata Fery saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (6/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, Ketua IDI Cabang Solo Adji Suwandono mengungkapkan masih ada sejumlah anggotanya yang tidak mau menerima vaksin Covid-19. Beberapa anggotanya juga sempat meminta pertimbangan kepadanya terkait vaksinasi Covid-19 tersebut.
"Kami [IDI] jelas dukung vaksin, tapi kalau dikembalikan ke masing-masing anggota memang ada yang menolak," kata Adji.
Adji juga mengimbau anggotanya supaya mau ikut terlibat dalam rencana vaksinasi Covid-19 yang akan dimulai minggu depan. Menurutnya tenaga kesehatan berpotensi besar tertular Covid-19 sehingga memang memerlukan perlindungan dari vaksin.
"Ini ada upaya, ikhtiar, hasilnya kita serahkan pada yang buat hidup. Saya sih gitu prinsipnya," imbuh Adji.
Vaksinasi Covid-19 dikabarkan akan dimulai pada 13 Januari setelah Presiden Joko Widodo beserta jajaran kabinetnya mendapatkan suntikan vaksin Covid-19 pertama. Kemudian vaksinasi Covid-19 akan menyasar tenaga kesehatan.
Namun hingga kini, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) belum mengeluarkan izin pakai darurat (EUA) vaksin Sinovac yang akan digunakan untuk vaksinasi Covid-19.
Jokowi menyatakan pemerintah akan menunggu izin penggunaan darurat dari BPOM sebelum memulai vaksinasi Covid-19.
Dia mengatakan kemungkinan izin tersebut bisa terbit pekan ini. Setelah itu, kata Jokowi, vaksinasi dilakukan dua atau tiga hari setelah izin keluar.
(mln/pmg)