Menkes Janji Benahi Beda Data Covid Usai Problem RS Rampung

CNN Indonesia
Kamis, 07 Jan 2021 07:42 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan akan memperbaiki beda data covid antara daerah dengan pusat usai problem RS penuh rampung.
Menkes Budi Gunadi Sadikin memastikan akan memperbaiki perbedaan data covid-19 usai persoalan RS penuh rampung. (Foto: Biro Setpres/Rusman)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memastikan pihaknya segera memperbaiki data kasus virus corona (covid-19) di tiap daerah yang kerap mengalami perbedaan data dengan pusat.

Budi menyebut perbaikan data covid-19 akan dilakukan setelah Kemenkes menyelesaikan permasalahan yang urgen yakni pemenuhan tempat tidur Rumah Sakit (RS) rampung.

"Begitu urusan RS yang penuh ini selesai, nomor satu yang saya beresin itu data, karena data ini sangat dibutuhkan untuk tracking dan tracing yang benar," kata Budi dalam program Mata Najwa yang ditayangkan di Trans7, Rabu (6/1) malam kemarin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Jangan kita sibuk ngepel, setiap hujan ngepel, tapi gentengnya tidak ditambal," imbuhnya.

Budi mengaku mafhum urusan data merupakan hal krusial. Namun target penyelesaian dalam waktu dekat adalah sasaran vaksinasi dan penguatan fasilitas kesehatan, hingga penambahan tenaga kesehatan untuk menghadapi potensi lonjakan kasus usai libur Natal dan Tahun Baru.

Merujuk pengalaman sebelumnya, libur panjang berkontribusi menyumbang 30-40 persen penambahan kasus di Tanah Air.

"Memang ada masalah yang sifatnya short term dan mepet contohnya vaksinasi masih jalan dan soal minggu kedua-ketiga kasus akan naik tinggi. Jadi kalau kita tidak cepat-cepat beresin itu orang-orang akan mati," jelasnya.

Tenaga kesehatan memeriksa ambulans di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Rabu (16/9/2020). Berdasarkan data pemerintah, jumlah kasus kumulatif hingga Rabu (16/9/2020) mencapai 228.993. AANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.Tenaga kesehatan memeriksa ambulans di Rumah Sakit Darurat Penanganan COVID-19, Wisma Atlet Kemayoran, di Jakarta, Rabu (16/9) ANTARA FOTO/Rivan Awal Lingga/foc.

Oleh sebab itu, Budi pun mengajak masyarakat untuk turut membantu serta memberikan rasa percaya kepada pemerintah.

Mantan Direktur Utama Bank Mandiri ini juga menegaskan bahwa perkembangan data covid-19 selama ini merupakan data riil yang bertujuan untuk menentukan basis strategi ilmiah dalam pengendalian pandemi.

"Data itu harus benar, karena strategi yang kita bikin akan salah kalau data tidak benar," pungkasnya.

Adapun perbedaan data ini kerap disampaikan Kawal Covid-19 melalui media sosial mereka.

Koordinator Data Kawal Covid-19 Ronald Bessie beberapa waktu lalu menjelaskan sejauh ini pihaknya hanya menggunakan sumber data atau data set yang merupakan perbandingan data harian dari Kementerian Kesehatan, Pemerintah Provinsi, dan Pemerintah Kabupaten/Kota.

Laporan harian yang dirilis Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Kawal Covid-19 memiliki sejumlah perbedaan. Terpantau yang memiliki gap perbedaan tertinggi adalah provinsi Jawa Barat dan Jawa Tengah.

Kemenkes menyebutkan perkembangan data terakhir per Rabu (6/1) di Jawa Barat secara kumulatif adalah 91.131 kasus, sementara Kawal Covid-19 melaporkan 109.510 kasus.

Perbedaan serupa juga terjadi di Jawa Tengah, Kemenkes melaporkan kumulatif kasus di Jawa Tengah sebanyak 87.568 kasus, namun Kawal Covid-19 mencatat ada 124.877 kasus.

(khr/psp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER