Menkes Akui Sebaran Test Swab PCR Covid-19 Belum Merata

CNN Indonesia
Kamis, 07 Jan 2021 00:10 WIB
Menkes Budi Gunadi Sadikin mengakui pemeriksaan PCR di Indonesia guna melacak penyebaran Covid-19 belum merata.
Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin. (CNN Indonesia/ Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, mengakui pemeriksaan swab Polymerase Chain Reaction (PCR) guna melacak penyebaran virus corona (Covid-19) saat ini belum merata.

Budi mengatakan, testing, satu dari tiga prosedur penanganan Covid-19 yang digunakan pemerintah saat ini, masih terkonsentrasi di kota-kota besar seperti DKI Jakarta.

"Itu yang pengen saya sampaikan. Jadi, masalahnya adalah distribusinya enggak rapih. Nah itu sekarang saya sedang bereskan," ujar Budi menjawab pertanyaan Najwa Shihab dalam acara Mata Najwa, yang disiarkan Trans7, Rabu (6/1) malam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bekas Wakil Menteri BUMN itu mengklaim saat ini Indonesia telah mampu melakukan testing di angka lebih dari 60 ribu, jauh melebihi standar WHO yang mensyaratkan 40 ribu tes. Jumlah itu dihitung dari total 269 juta populasi masyarakat Indonesia.

Adapun jumlah itu, menurutnya, mengikuti pakem dari Badan Kesehatan Dunia (WHO). WHO menetapkan standar atau ambang batas pemeriksaan 1 orang tiap 1.000 penduduk per pekan.

Dengan asumsi Indonesia memiliki 267 juta penduduk, maka target pemeriksaan seharusnya mencapai 267 ribu orang per minggu atau 38 ribu orang per hari.

"Itu aturan WHO jelas, 1 per 1.000 orang per Minggu. Jadi kalau 269 juta dibutuhkan sekitar 269 ribu testing per Minggu, atau sekitar 40 ribu per hari," ujar Budi.

"Indonesia kapasitas testingnya sudah lebih dari 40 ribu. Sekarang 60 ribu juga sudah lebih," imbuhnya.

Meski begitu, dia tak menampik bahwa sebaran testing tersebut tak berada di semua wilayah kabupaten dan kotamadya. Padahal, kata dia sebaran test idealnya berada di 514 kota kabupaten seluruh Indonesia.

"Idealnya di seluruh kabupaten dan kota madya yang 514. Sekarang saya rasa sangat terkonsentrasi," katanya.

"Jadi kalau kita lihat angka agregat, tepenuhi. Tapi kalau kita lihat angka granular banyak daerah yang seperti tadi, di sampaikan, ngetes aja bisa lama. Karena mesti dibawa dulu terbang," katanya.

Akan tetapi, bila melihat data, maka kapasitas harian rata-rata pemeriksaan atau 3T yang dilakukan pemerintah dalam kurun kurang lebih 11 bulan masa pandemi Covid-19 masih belum memenuhi target WHO atau mencapai 267 ribu dalam sepekan.

Merujuk pada data harian yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19, dalam sepekan terakhir ini atau periode 31 Desember 2020-6 Januari 2021, jumlah testing harian hanya dilakukan terhadap 230.537 orang.

Rinciannya, pada 31 Desember 2020 sebanyak 37.265 orang telah diperiksa baik menggunakan metode Polymerase Chain Reaction (PCR) atau tes swab, maupun tes cepat molekuler (TCM).

Kemudian pada 1 Januari mengalami penurunan menjadi 27.401 orang diperiksa dalam sehari. Dilanjutkan 2 Januari 24.379 orang, 3 Januari 27.778 orang, 4 Januari 30.671 orang, 5 Januari 38.309 orang, dan 6 Januari naik menjadi 44.734 orang yang diperiksa.

Dan secara kumulatif, selama kurun waktu 11 bulan pandemi, pemerintah telah memeriksa sebanyak 5.106.017 orang per data terakhir Rabu (6/1). Sedangkan bila mengikuti standar WHO yang menetapkan kisaran sepekan 267 ribu, maka seharusnya jumlah testing di tanah air berada pada kisaran 10 juta orang yang sudah diperiksa.

(thr/khr/ayp)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER