Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Niam mengatakan Komisi Fatwa MUI akan menggelar sidang pleno untuk membahas kehalalan vaksin virus corona (Covid-19) yang diproduksi perusahaan asal China, Sinovac pada Jumat (8/1) esok.
"Insyaallah, sidang pleno Komisi Fatwa untuk pembahasan aspek syar'i tentang vaksin Covid yang diproduksi oleh Sinovac, China, akan dilaksanakan pada Jumat (8/1/2021)," kata Asrorun dalam keterangannya yang diterima CNNIndonesia.com, Kamis (7/1).
Asrorun mengatakan sidang pleno Komisi Fatwa MUI soal vaksin corona akan digelar pukul 14.00 WIB secara langsung di kantor MUI.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Terjadwal Jumat jam 14, offline dengan protokol kesehatan ketat," ucapnya.
Diketahui, vaksin virus corona Sinovac sampai saat ini belum ditetapkan kehalalannya. Vaksin itu merupakan satu-satunya jenis yang sudah tersedia di Indonesia saat ini.
MUI, sebagai pihak yang berwenang untuk menerbitkan fatwa terkait kehalalan vaksin tersebut sudah merampungkan audit lapangan beberapa hari lalu. Selanjutnya, hasil itu akan di bawa dalam rapat pleno Komisi Fatwa MUI.
Wakil Presiden Ma'ruf Amin sudah meminta MUI untuk segera penerbitan fatwa halal vaksin covid-19. Bahkan, Ketua Dewan Pertimbangan MUI itu sudah memberi tenggat ke MUI sebelum 13 Januari 2021 atau sebelum Presiden RI Joko Widodo disuntik.
Presiden Jokowi beserta sejumlah menteri lebih dulu akan disuntik, kemudian diikuti serentak di sejumlah daerah sehari setelahnya, atau 14 Januari 2021.
Selain kehalalan, vaksin Sinovac pun masih memiliki persoalan yakni belum terbitnya izin penggunaan darurat (Emergency Use Authorization /UEA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI. Sejauh ini,BPOM masih menunggu laporan interim uji klinis fase III vaksinSinovac dari tim risetUnpad di Bandung. Pada awal pekan ini,
Manajer Tim Riset Fakultas Kedokteran Unpad Eddy Fadlyana menjanjikan pihaknya mengirim laporan interim uji klinis fase III ke BPOM pada pekan ini, paling tidak 8 Januari 2021. Selanjutnya, kata dia, BPOM lah yang akan mengumumkan hasilnya, termasuk kajian keampuhan atau efikasi dan keamanan vaksin Covid-19.
"[Diumumkan] tanggal 15 Januari oleh BPOM [Badan Pengawas Obat dan Makanan]," ujar Manajer Tim Riset Fakultas Kedokteran Unpad Eddy Fadlyana melalui pesan singkat, Senin (4/1).
(rzr/psp)