Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia (KLHK) memastikan seorang pegawai mereka yakni Rizki Wahyudi jadi korban jatuhnya pesawat Sriwijaya Air SJ 182. Rizki bekerja sebagai fungsional Pengendali Ekosistem Hutan (PEH)
Yudhi menaiki pesawat nahas tersebut bersama keluarganya. Pria yang berstatus pegawai di Taman Nasional Gunung Palung, Ketapang, Kalimantan Barat berada di pesawat bersama istri Indah Halimah Putri, Rosi Wahyuni (ibu kandung), Nabila Anjani (keponakan), dan Arkana Nadhif (anak tercintanya yang baru berusia tiga bulan).
"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun. Keluarga besar KLHK berdukacita karena salah satu penumpangnya adalah Rizki Wahyudi, pegawai Taman Nasional Gunung Palung, bersama istrinya, dan anaknya yang masih bayi 3 bulan, ibu kandung, dan keponakannya," ucap Sekretaris Jenderal KLHK Bambang Hendrojono melalui pesan singkat pada Sabtu (9/1) malam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita doakan semoga husnul khatimah. Amin YRA."
Seperti diketahui pesawat Sriwijaya Air SJ 182 rute Jakarta-Pontianak dikabarkan hilang kontak, Sabtu (9/1). Pesawat kemudian dinyatakan jatuh di antara Pulau Laki dan Pulau Lancang dengan lokasi jatuhnya pesawat memiliki kedalaman 20-23 meter.
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengatakan pesawat tersebut mengangkut total 62 orang, terdiri dari 50 penumpang dan 12 kru. Sebanyak 50 penumpang tersebut terdiri dari 40 dewasa, 7 anak-anak dan 3 bayi.
"Total penumpang 50 orang, bersama 12 kru yang terdiri dari 43 dewasa, 7 anak-anak, 3 bayi," ujar Menhub dalam konferensi pers di Bandara Soekarno Hatta.
Proses pencarian pesawat Sriwijaya Air SJ 182 juga terus dilakukan oleh pihak yang berwenang. Bahkan, pasukan elite TNI Angkatan Laut diterjunkan untuk mencari korban dan pesawat. Dua satuan elite yang dikerahkan adalah Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan Detasemen Jalamengkara (Denjaka).
(jal/age)