Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) bakal memeriksa buku sekolah digital (BSD) atau buku sekolah elektronik (BSE) mata pelajaran biologi Kelas XII yang memuat pandangan penceramah muslim asal Turki, Adnan Oktar alias Harun Yahya.
"Semua laporan dari masyarakat, atau isu yang berkembang, pasti akan dicek/klarifikasi, dan perbaikan apabila diperlukan," kata Kepala Pusat Kurikulum dan Perbukuan Kemendikbud Maman Fathurrahman kepada CNNIndonesia.com, Selasa (12/1).
Maman mengatakan selama ini pihaknya selalu memeriksa secara berkala konten-konten dalam buku pelajaran. Menurutnya, masyarakat bisa melapor melalui [email protected].
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Hasil perbaikan dan revisi akan disiapkan tersedia langsung di platform Sistem Informasi Perbukuan Indonesia," ujarnya.
Sebelumnya, akun Twitter @Sam_Ardi mengunggah empat foto yang menampilkan BSE mata pelajaran biologi untuk kelas XII memuat pandangan Harun.
"Tak kira guyonan Harun Yahya masuk BSE Diknas, ternyata beneran ada," kata @Sam_Ardi, Senin (11/1).
Dari penelusuran CNNIndonesia.com terhadap buku itu, materi soal Harun Yahya ada di halaman 222.
Dalam kotak bertuliskan eksperimen plus, murid diminta untuk merangkum secara berkelompok setiap bab buku tentang keruntuhan evolusi yang disusun oleh Harun Yahya. Setelahnya murid diminta untuk mendiskusikannya.
Sebelumnya, Harun Yahya divonis penjara 1.075 tahun oleh hakim Pengadilan Turki pada Senin (11/1). Harun terbukti melakukan kekerasan dan pelecehan seksual terhadap orang di bawah umur.
Ia juga terbukti melakukan penipuan dan mencoba memata-matai pemerintah dalam hal politik dan militer.
Sosok Oktar pertama kali mencuri perhatian media pada 1990-an ketika menjadi pemimpin sekte yang terjebak dalam berbagai skandal seks. Akibatnya, pria berusia 64 tahun itu harus menghadapi tuntutan pidana serupa karena mendirikan organisasi kriminal.
Pria kelahiran 2 Februari 1956 itu merupakan seorang kreasionis dan menghasilkan banyak buku berisi teori konspirasi tentang kreasionisme dan freemasonry.
Dalam menulis buku-bukunya, Oktar menggunakan nama pena Harun Yahya, yang diambil dari gabungan dua nama nabi, yakni Nabi Harun dan Nabi Yahya. Salah satu bukunya adalah 'keruntuhan evolusi'.
(yoa/fra)