Kondisi keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) bagi pasien covid-19 di Rumah Sakit Darurat (RSD) Wisma Atlet Kemayoran meningkat 20 persen usai dua pekan libur panjang Natal dan Tahun baru (Nataru).
Per Senin (18/1) keterisian tempat tidur RSD Wisma Atlet mencapai 82,73 persen alias 4.959 orang dari kapasitas total sebanyak 5.994 tempat tidur. Sehingga total tempat tidur yang tersisa adalah 1.035 bed alias 17,27 persen.
"Wisma Atlet sebelum liburan sudah antisipasi, kira-kira dua minggu pasca liburan terjadi lonjakan dan ternyata memang betul. Jika dulu kira-kira 60 persen keterisian, saat ini 80 persen jadi kira-kira melonjak 20 persen," kata Koordinator RSD Wisma Atlet Mayor Jenderal TNI Tugas Ratmono dalam konferensi pers yang disiarkan melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin (18/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tugas sekaligus menegaskan bahwa empat tower di RSD Wisma Atlet, yakni Tower 4,5,6, dan 7 hanya dikhususkan untuk pasien covid-19 dengan gejala ringan dan sedang.
Sementara pasien dengan tanpa gejala atau OTG akan langsung diarahkan ke Tower 8 dan 9 Wisma Atlet Pademangan, Jakarta Utara.
Ia juga menyebut sejauh ini pihaknya telah menambah jumlah tenaga medis dan relawan medis seiring dengan peningkatan jumlah pasien yang menjalani rawat inap di RSD Wisma Atlet Kemayoran.
"Otomatis kita tambah perawat, ada 400 perawat kita akan tambah, ini hampir beberapa hari sekali kita tambah perawat," jelasnya.
Melihat kondisi itu, Tugas pun meminta agar pemerintah daerah fokus melakukan upaya testing, tracing dan treatment (3T). Sementara masyarakat juga diharap tetap patuh dalam menjalankan 3M yang meliputi memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak.
Sebab berdasarkan kasus yang lalu, libur panjang memberikan dampak kenaikan kasus covid-19 baik secara harian maupun kumulatif mingguan.
Tercatat kasus covid-19 sempat melonjak 69-93 persen sejak libur Idul Fitri 22-25 Mei 2020. Lonjakan kasus itu terlihat dalam rentang waktu 10-14 hari kemudian.
Hal serupa juga terjadi pada libur panjang Agustus 2020 lalu. Penambahan jumlah kasus positif covid-19 baik secara harian maupun kumulatif mingguan melonjak 58-118 persen sejak libur panjang 20-23 Agustus 2020.
Serupa sebelumnya, lonjakan kasus itu terlihat dalam rentang waktu 10-14 hari kemudian. Kemudian, libur panjang 28 Oktober-1 November 2020 terjadi peningkatan kasus sebesar 17-22 persen.
"Saya kira kita sama-sama harus menyadari bersama. Kami mengajak masyarakat di seluruh Indonesia dan dunia, marilah kita menekan jangan menambah kasus apalagi setelah liburan," pungkas Tugas.
(khr/psp)