Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito tak mempersoalkan bila fasilitas kesehatan di suatu daerah merawat pasien positif Covid-19 yang berstatus penduduk daerah lain.
Hal itu ia katakan untuk merespon banyaknya Rumah Sakit di Jakarta dan Bogor yang merawat pasien positif Covid-19 berstatus penduduk dari luar dua daerah tersebut.
"Sebenarnya hal ini tidak masalah. Karena seharusnya faskes-faskes yang berdekatan lokasinya bisa saling membantu jika ada faskes yang mengalami kesulitan dalam penanganan," kata Wiku kepada CNNIndonesia.com, Rabu (20/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wiku mengingatkan kepada seluruh fasilitas kesehatan agar tak menelantarkan pasien positif Covid-19 yang membutuhkan bantuan.
Ia juga meminta agar rumah sakit atau fasilitas kesehatan lainnya tak menolak pasien yang bukan berdomisili dari wilayahnya. Ia berharap faskes tetap bisa melayani selama masih mampu menampung pasien baru.
"Selama masih mampu menampung pasien baru maka tangani. Karena saat ini adalah masa pandemi. Kunci penanganan pandemi yang sukses ialah karena kita saling gotong royong," kata Wiku.
Meski demikian, Wiku menyarankan agar Puskesmas memprioritaskan merujuk pasien ke fasilitas kesehatan atau rumah sakit di wilayah domisili pasien masing-masing.
"Pada langkah pertama ialah Puskesmas bisa merujuk pasien ke faskes wilayah domisili pasien masing-masing jika masih memungkinkan," kata dia.
Wakil Wali Kota Bogor Dedie A Rachim menyebut RS di Kota Bogor melayani pasien Covid-19 dari luar domisili. Ia mencatat ada 50 persen pasien dari luar Kota Bogor.
"Demikian juga RS di Kota Bogor bed occupation ratio di atas 80 persen, di mana 50 persen pasien berasal dari luar Kota Bogor," ujar Dedie.
Senada, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta turut mencatat tingkat keterisian rumah sakit sebesar 87 persen. Dari jumlah tersebut, 24 persen pasien Covid yang ditangani merupakan warga Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi (Bodetabek).
(arh)