Pompa Air Rp4,8 M di Sumenep Rusak Diterjang Banjir

CNN Indonesia
Jumat, 22 Jan 2021 21:23 WIB
Pemkab Sumenep mengaku tengah memperbaiki proyek pompa air tanpa motor (PATM) senilai Rp4,8 M yang rusak diterjang banjir.
Ilustrasi banjir. (dok. Basarnas)
Pamekasan, CNN Indonesia --

Proyek pompa air tanpa motor (PATM) senilai Rp4,8 miliar di Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, rusak diterjang banjir usai baru tiga bulan diresmikan.

Akibat banjir itu pula, tanah di bagian sisi selatan sungai di sekitar proyek, di Desa Lebbeng Barat, Kecamatan Pasongsongan, amblas. Pasalnya, arus air serta curah hujan yang tinggi membuat sejumlah pohon tumbang.

Kepala Bidang (Kabid) Perumahan, Pemukiman, dan Sumber Daya Air dan Pembinaan Tenaga Manusia Agus Ribut Susanto menerangkan kerusakan material pompa air itu disebabkan oleh faktor alam.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ia mengatakan, pemerintah telah berkoordinasi dengan pihak rekanan untuk segera memperbaiki.

"Kondisinya di sana memang tanahnya di area tanah belum ada tebing, maka dimungkinkan gampang ambles," katanya, dalam keterangannya, Jumat (22/1).

Dari kerusakan itu, pihaknya mengatakan telah dalam proses perbaikan. Sebab, akibat kendala hujan, proses dikonstruksi bangunan menjadi syarat kendala para pekerja mengangkut bahan material ke lokasi.

"Saat ini dalam proses perbaikan," ungkapnya.

Setelah dilakukan lelang, lanjut dia, pemenang tender tersebut jatuh pada CV. Sady Family sebagai pelaksana, dengan nomor SPK/Kontrak : 602.1/01/.PATM-L.KT/435.110.2/2020. Pekerjaan proyek dengan volume satu paket itu ditarget dengan masa pelaksanaan 150 hari kalender.

Terpisah, warga Mohammad Bahar (44) menyebut banjir bandang yang mengakibatkan proyek gagal fungsi tersebut menjadi bencana alam terparah di tahun 2021 ini.

"Apalagi hujannya yang sangat deras. Kalau banjir bandang memang setiap tahun," kata Bahar, saat ditemui wartawan, Jumat (22/1).

Ia menilai, adanya pembangunan pompa air tersebut telah bermanfaat bagi banyak masyarakat. Sayangnya, tak bertahan lama akibat faktor alam yang kurang bersahabat, saat ini pompa air tersebut sudah rusak dan tidak bisa digunakan.

"Hujan yang bertubi-tubi ini yang membuat banjir terjadi. Banjir tahun ini lebih besar dari tahun yang sebelumnya," katanya.

Di sisi lain, soal banjir bandang yang membuat PATM gagal fungsi, para pekerja termasuk dirinya mengaku kesulitan saat mengangkut material ke lokasi pekerjaan proyek.

Sebanyak 30 orang pekerja dari warga setempat sudah dengan gigih menerima hukum alam. Medan yang cukup licin, kata dia, tetap dikerjakan sebaik mungkin.

"Tapi jika melihat cuaca, saat hujan lebat tidak dikerjakan. Materialnya ditempatkan di pemukiman warga. Kendalanya hanya hujan. Tapi kami bersyukur adanya PATM ini," akui dia.

Infografis Banjir Kalsel dari Hulu sampai HilirInfografis Banjir Kalsel dari Hulu sampai Hilir. (Foto: CNNIndonesia/Asfahan Yahsyi)

Warga lain juga menganggap, jalan terjal menjadi kendala penuntasan PATM dari target yang semula akan tepat waktu menjadi molor. Dikatakan Sura'is (60), material proyek sedikit lambat masuk ke lokasi pengerjaan.

"Kesulitannya ya dari jalan ini. Kalau hujan sudah pasti sulit masuk," ujarnya.

PATM ditaksir akan bermanfaat bagi warga secara menyeluruh, tidak hanya Desa Lebbeng Barat, namun Desa tetangga meliputi Lebbeng Timur, Prancak, dan Montorna juga akan merasakan dampaknya.

Proyek itu memiliki 17 pompa air dengan satu tandon. Daya tampungnya pun bisa mencapai hingga 72 liter. Sementara, daya isi tandon saat mengisi air hanya memerlukan waktu 50 menit.

Ada dua bendungan PATM yang terdiri dari bendungan I dengan 7 pompa; dan bendungan II 10 pompa. Sebanyak 17 pompa itu memiliki ketinggian permukaan 72 meter dari tanah.

PATM yang digarap sejak tanggal 28 April 2020 itu berakhir pekerjaannya pada 12 November 2020 lalu. Namun, tiga bulan dari peresmian, bencana alam tak terduga melanda proyek tersebut.

(nrs/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER