Dua pelaku pemukulan terhadap petugas pemakaman akibat jenazah Covid-19 tertukar diamankan polisi.
Kapolresta Malang Kota Komisaris Besar Polisi Leonardus Simarmata mengatakan pihaknya mengamankan Budi Hidayat Ohairat (24), warga Jalan Peltu Sujono, Ciptomulyo, Sukun, Kota Malang; dan Muhammad Naufal Hafiz (21), warga Janti Barat, Bandungrejosari, Sukun, Kota Malang, pada Jumat (29/1).
"Iya benar kita amankan dua orang pelaku tindak pidana kekerasan yang dilakukan terhadap Petugas PSC Covid 19," kata dia, dalam keterangannya, Jumat (29/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kedua pelaku, katanya, terancam dengan pasal 170 KUHP tentang tindak pidana kekerasan dengan ancaman pidana penjara paling lama lima tahun enam bulan.
Leo menyebut kasus ini sendiri bermula saat pasien Covid-19 berinisial W meninggal dunia di RSUD dr Saiful Anwar, Kota Malang. Keluarga pun mengurus pengambilan jenazah.
"Ada yang meninggal atas nama W. Kemudian pihak keluarga almarhum, mendatangi RSUD dr Saiful Anwar Malang untuk mengurus pengambilan jenazah, namun ada penundaan sehingga membuat keluarga almarhum emosi," ucap dia.
Saat petugas sudah membawa jenazah ke TPU Kasin, Kecamatan Klojen, pihak keluarga melihat peti jenazah bertuliskan nama berinisial S, dan bukan W.
Lihat juga:Kisah Jenazah Covid-19 Tertukar di Surabaya |
"Adanya kekeliruan pengambilan jenazah tersebut, membuat pihak keluarga atas nama Budi Hidayat dan M. Naufal, meluapkan emosinya dengan melakukan pemukulan terhadap Liberatus Alfa, Petugas PSC Covid 19," kata dia.
Akibat pukulan yang dilayangkan petugas, korban pun terluka di bagian kepala, terjatuh hingga pingsan. Liberatus Alfa kemudian dilarikan ke rumah sakit RKZ untuk mendapatkan perawatan.
Minta Maaf
Sementara itu, Kepala UPT Pemakaman DLH Kota Malang Taqroni Akbar mengucapkan permohonan maaf kepada semua pihak atas kesalahan tertukarnya jenazah.
![]() |
"Jadi saya atas nama tim juga mengucap mohon maaf barang kali ada kesalahan," kata dia.
Ia berharap semua pihak mau memahami dan menyikapi persoalan ini dengan bijak, apalagi tugas petugas pemakaman jenazah Covid-19 berat.
Setiap harinya, mereka mengaku mengalami kelelahan lantaran, haru mengurus pemakaman banyak jenazah yang terinfeksi virus corona.
"Teman-teman kan juga kecapekan. Kerja sebelumnya itu, satu hari semalam itu diguyur hujan. Jadi harus dimaklumi," ucapnya.
"Kita ini kerja sudah maksimal ya. Kita sudah sebaik mungkin, lelah, kecapekan, kelaparan. Kadang nggak sempat makan tapi tetap harus dilaksanakan. Ini kemanusiaan," tandas dia.
(frd/arh)