Sebanyak 40 orang meninggal dunia dan 26 unit rumah mengalami rusak berat akibat bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang, Sumedang, Jawa Barat pada 9 Januari 2021.
Kepala Pelaksana BPBD Jawa Barat Dani Ramdani menyebut ada 1.126 jiwa terdampak akibat bencana longsor tersebut. Selain korban tewas sebanyak 40 orang, juga ada 3 orang luka berat dan 22 orang luka ringan.
"Korban jiwa sudah ditemukan semua, total 40 orang, luka berat 3, dan luka ringan 22," kata Dani dalam diskusi 'Tanah Longsor di Sumedang' secara virtual, Rabu (3/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Untuk kerugian material, Dani mencatat sebanyak 26 unit rumah rusak berat, 3 unit rumah rusak sedang, dan 1 masjid rusak sedang.
Doni tidak merinci berapa total kerugian materiel secara rinci. Namun Doni mengatakan warga akan direlokasi ke tempat aman.
![]() |
"Kita siapkan dua alternatif opsi relokasi, itu sudah dalam kajian komprehensif, aspek keamanan lahan sudah disetujui, perizinan juga sudah lengkap," tutur Doni.
Sementara ini, menurut data BPBD Jabar per tanggal 19 Januari, warga korban longsor diungsikan di tiga lokasi pengungsian.
Rinciannya sebanyak 137 keluarga atau 513 jiwa mengungsi di Lapangan Burung milik perumahan SBG, 41 KK atau 148 orang mengungsi di SD Fatimah Az Zahra, dan 136 KK atau 465 orang mengungsi di rumah warga Bojongkondang dan SDN Cipareuag.
Pada Sabtu (9/1) tanah longsor terjadi di Desa Cihanjuang, Sumedang sekitar pukul 15.30 WIB. Beberapa jam setelahnya, beberapa desa di Sumedang dilanda hujan dan terjadi longsor susulan di Desa Cihanjuang sekitar pukul 19.30 WIB.
Pada hari yang sama, pesawat Sriwijaya Air dengan nomor penerbangan SJ-182 rute Jakarta-Pontianak jatuh di perairan Kepulauan Seribu, di antara Pulau Lancang dan Pulau Laki. Pesawat yang diproduksi tahun 1994 itu membawa 62 orang, terdiri dari 50 penumpang dan 12 kru.