Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jawa Barat, Dani Ramdani mengatakan timnya menyiapkan dua opsi untuk relokasi warga korban bencana tanah longsor di Sumedang.
Dani menjelaskan, opsi pertama adalah membangun rumah warga secara terpusat yang lokasinya agak jauh dari tempat kejadian bencana.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun ada beberapa kendala untuk opsi tersebut. Doni mengungkapkan, butuh biaya yang cukup besar senilai Rp57 miliar karena masih harus membebaskan lahan dan melakukan pembangunan dari awal.
"Ada dua opsi, pertama terpusat, lokasinya agak jauh dari tanah desa, tapi harus ada pembebasan lahan dalam arti ganti tanah, butuh waktu penyiapan seperti fasilitas umum, dan dananya Rp57 miliar," terang Doni dalam diskusi 'Tanah Longsor di Sumedang' yang dilangsungkan secara virtual, Rabu (3/2).
Opsi kedua adalah merelokasi para korban tanah longsor di perumahan di dekat lokasi terjadinya bencana.
Menurut Doni, opsi ke-dua tersebut lebih praktis lantaran cukup dengan membangun rumah-rumah untuk warga. Selain itu, fasilitas umum seperti air dan listrik pun sudah tersedia.
"Alternatif kedua, ada perumahan el-Hago, kavling-kavlingnya sudah siap, jadi nanti tidak perlu ada pembebasan lahan, air-listrik sudah ada, dan lebih murah [biayanya] Rp19 miliar," ucap Doni.
Disamping itu dalam survei kepada warga terdampak longsor Sumedang, menurut Doni, relokasi ke perumahan lebih diminati oleh para warga.
Hal itu dikarenakan banyak dari warga terdampak merupakan pekerja di wilayah Rancaekek--lokasi yang berdekatan dengan perumahan tersebut.
"Persoalannya adalah biasanya dari pusat, bantuan untuk relokasi itu harus membangun baru. Jadi kalau kita disodorkan alternatif, gimana kalau di perumahan saja. Barangkali BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) bisa mempertimbangkan untuk relokasi itu tidak harus di tanah baru," tutur Doni.
![]() |
Lebih lanjut, Doni juga menyampaikan bahwa kedua opsi tersebut telah melewati kajian komprehensif terkait keamanan dari bencana longsor.
"Itu sudah dalam kajian komprehensif, aspek keamanan lahan sudah disetujui, perizinan juga sudah lengkap," tutur dia lagi.
Bencana tanah longsor di Desa Cihanjuang, Sumedang mengakibatkan 26 unit rumah mengalami rusak berat dan 40 orang meninggal.
Data BPBD Jawa Barat mencatat sebanyak 314 KK (Kepala Keluarga) terdampak sehingga menyebabkan 1.126 orang terpaksa mengungsi akibat bencana yang terjadi pada 9 Januari lalu tersebut.
![]() |