Banjir merendam sejumlah desa di Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Jombang, Jawa Timur. Akibatnya, akses jalan Surabaya-Madiun pun ditutup sementara. Kendaraan kemudian dialihkan ke jalur lain.
Wakil Bupati Jombang Sumrambah mengatakan, luapan air Sungai Brawijaya yang menggenangi jalan itu makin meninggi. Ia pun, meminta pengguna jalan roda empat agar memilih jalan tol.
"Aliran semakin tinggi karena aliran yang dari Rolag 70 semakin deras. Harapan kami sebagian pengendara lebih baik lewat tol saja," kata Sumrambah, Jumat (5/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelum ditutup, kemacetan juga sempat terjadi di jalur tersebut. Hal itu lantaran kendaraan terpaksa harus melaju lebih lambat karena terhalang air.
Kini, kepolisian setempat pun menutup total jalur itu. Kendaraan dari arah Surabaya dialihkan ke Tol Jombang-Mojokerto. Sedangkan pengendara dari arah Kediri dan Nganjuk dialihkan melalui jalur Gudo, Jombang atau ke Tol Nganjuk.
Sumrambah melanjutkan, solusi utama mengatasi banjir diwilayah ini dengan penutupan aliran di Rolak 70. Hal itu dilakukan agar debit air tidak terlalu deras mengalir ke sungai Avur Besuk yang sekarang meluap ke Avur Brawijaya dan menjebolkan beberapa tanggul sungai.
"Koordinasi sudah dengan BBWS ini mulai action untuk menutup aliran Rolak 70. Supaya debit air tidak terlalu deras menuju ke sungai Avur Besuk. Avur Besuk luapannya ke avur Brawijaya. Meluber ke jalan nasional," katanya.
Hasil koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Berantas, penutupan aliran dari Rolak 70 sudah mulai dilakukan. Dia menargetkan banjir di Bandar Kedungmulyo bisa tuntas dalam empat hari ke depan.
"Target kami empat hari lagi paling tidak untuk bisa menutup rolak 70 ke Avur Besuk. Kalau itu bisa ditutup kita akan melakukan perbaikan tanggul-tanggul yang jebol," katanya.
Ia menyebutkan sedikitnya ada 5 titik tanggul di avur Besuk yang ada di Kecamatan Bandar Kedungmulyo, Jombang Jawa Timur jebol, pada hari Kamis (4/2).
Tak hanya itu, Pemkab Jombang, kata dia juga terus melakukan penanganan korban di tiga desa yang terdampak. Seluruh relawan fokus di tiga desa.
"Kita semua relawan kita tumpahkan di sini. Yang paling parah ada di Desa Gondang Manis, kemudian Desa Brangkal sama Desa Banjarsari. Yang paling parah sekarang di Dusun Prayungan sama Dusun Manisrenggo," pungkas dia.