Bio Farma Cemas Sulit Dapat Relawan Uji Vaksin Merah Putih

CNN Indonesia
Selasa, 09 Feb 2021 22:05 WIB
Bio Farma cemas karena uji klinis vaksin Merah Putih berbarengan dengan program vaksinasi yang saat ini sudah berjalan.
Ilustrasi pembuatan vaksin Merah Putih (ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto)
Jakarta, CNN Indonesia --

PT Bio Farma (Persero) selaku pengembang kandidat vaksin buatan dalam negeri, Merah Putih, khawatir kesulitan merekrut relawan vaksin uji klinis III di tengah program vaksinasi massal yang dijalankan pemerintah.

Rencana uji klinis vaksin merah putih yang ditargetkan mulai pada Juni 2021, sementara program vaksinasi pemerintah sudah berjalan dan baru akan ditargetkan rampung pada April 2022.

Kondisi itu dikhawatirkan menyulitkan pencarian kandidat relawan vaksin yang sesuai persyaratan. Salah satunya kandidat relawan yang belum pernah divaksin.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Memang tadi tantangannya, salah satunya adalah nanti dalam uji klinis, dikarenakan relawannya agak sulit karena sebagian besar nanti akan sudah diberikan vaksin ini," kata Juru Bicara Vaksinasi Bio Farma Bambang Heriyanto dalam acara daring yang disiarkan melalui kanal YouTube FMB9ID_IKP, Selasa (9/2).

Namun, Bambang mengaku yakin tetap bisa melakukn uji klinis lantaran bekerjasama dengan lembaga pengembang vaksin Merah Putih, salah satunya Biologi Molekuler (LBM) Eijkman.

Eijkman bakal menggunakan DNA rekombinan yang menurutnya juga menjadi 'area' Bio Farma.

"Kita seratus persen, InsyaAllah siap untuk kandidat vaksin dari Eijkman untuk kita lakukan proses lebih lanjut. Karena dalam suatu pengembangan vaksin harus ada hilirisasi, jangan sampai hasil riset tidak bisa diproduksi," jelasnya.

Masih dalam acara yang sama, Ketua Konsorsium Riset dan Inovasi Covid-19 Kemenristek/BRIN Ali Ghufron mengaku salah satu kendala dalam pengembangan vaksin merah Putih adalah keterlambatan kegiatan penelitian dan pengembangan,

"Memang kadang-kadang kita menghadapi suatu tantangan, kita adalah mulainya agak terlambat. Jadi beberapa negara lain sudah memulai, kita belum," ujar Ali.

Namun begitu, Ali mengaku optimis dengan pengerjaan vaksin buatan anak negeri. Sejauh ini sudah ada enam institusi yang ikut mengembangkan Vaksin Merah Putih dengan platform yang berbeda-beda.

Mereka yakni Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Airlangga, dan Universitas Gadjah Mada.

Diperkirakan pada bulan Maret 2021 bibit vaksin dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman sudah dapat diberikan kepada PT Biofarma untuk selanjutnya dilakukan uji klinis.

(khr/bmw)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER