Kepala Seksi Darurat dan Penanganan Pengungsi Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta Wardoyo mengatakan hotel dan wisma yang disiapkan untuk pengungsi banjir merupakan opsi terakhir.
Warga terdampak banjir tidak langsung diberikan tempat pengungsian di hotel atau wisma.
"Itu pilihan terakhir kalau sudah tidak tertampung. Bukan itu hotel-hotel itu maksudnya didahulukan untuk dipakai, tapi ketika sudah tidak tertampung baru akhirnya arah sana," kata Wardoyo saat dihubungi CNNIndonesia.com, Rabu (10/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Wardoyo mengatakan, saat banjir terjadi awal pekan ini, tidak banyak warga yang harus mengungsi.
Dengan demikian, tempat pengungsian seperti ruang kelas di sekolah, atau gedung di kelurahan, masih bisa digunakan.
"Disesuaikan dengan kelurahan masing- masing, misalnya di Kampung Melayu itu kan ada sekolah, ruang kelasnya itu dipakai dengan sedikit, atau dibatasi per kelas, kalau enggak salah kemarin pak lurah bilang maksimal 20 orang," ucap dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPRD DKI Jakarta Zita Anjani menagih janji Pemprov DKI soal penyediaan tempat pengungsi yang layak bagi warga di tengah kondisi pandemi Covid-19.
Menurut Zita, pada akhir tahun lalu, Pemprov DKI sempat menjanjikan tempat mengungsi per kamar bagi setiap keluarga.
"Bahkan kalau saya tidak salah dengar, sempat bilang di hotel. Namun di lapangan ketika team saya turun, di media, semua mengabarkan bahwa masih banyak warga mengungsi ke gedung sekolah, masjid, ruko, dan gedung kelurahan," kata Zita, Senin (8/2).
Sementara itu, per hari ini, seluruh wilayah terdampak genangan dan banjir di wilayah Ibu kota telah surut. Seiring dengan kondisi itu, warga yang sebelumnya mengungsi juga sudah dapat kembali ke rumah.
(yoa/bmw)