Pelaksana tugas (Plt) Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana menyebut bahwa Rumah Sakit (RS) Khusus Covid-19 di area Mal City of Tomorrow (Cito), Surabaya, belum dapat dibuka lantaran kondisinya belum sepenuhnya aman dan belum ada persetujuan dari para pemilik gerai.
Ia juga memberikan sejumlah persyaratan yang harus dipenuhi ke manajemen Siloam Hospital Group sebelum mengoperasikan RS itu.
"Itu harus diselesaikan. Kalau tidak ada penyelesaian, saya tidak akan buka. Prinsipnya itu," kata Whisnu usai melakukan sidak di lokasi, Rabu (10/2)
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Salah satu kondisi RS yang membuatnya kecewa adalah tembok penyekat antara mal dengan rumah sakit yang belum tertutup rapat.
"Harus ada pembatas sekat tegas. Nah ini kan masih ada sekat yang tidak tegas, temboknya. Saya kecewa kalau kayak gitu," ucapnya.
Sekat dan tembok pembatas itulah yang menurutnya nanti akan jadi bahan pertimbangan warga untuk sepakat atau tidak dengan operasional RS itu.
"Toh kita tidak akan memberikan izin sampai semuanya clear. Karena tadi sudah saya tekankan warga harus sepakat dulu," tambahnya.
Yang utama sekarang ini, kata dia adalah bagaimana pihak Siloam bisa menjamin keselamatan para warga yang berada sekitar dan pemilik gerai. Baginya keselamatan warga adalah hukum tertinggi.
"Kalau mau tetap buka, sosialisasi. Toh kita tidak akan memberikan izin kalau tidak ada sosialiasi. Warga harus dipahamkan, warga harus diajak keliling bahwa ini aman," ujarnya.
Di sisi lain, Whisnu tidak menampik kalau RS Khusus Covid-19 ini berawal dari permintaan Pemkot Surabaya, sebagai upaya menambah ruang perawatan bagi pasien Covid-19.
Kala itu, kata dia, ketersediaan kamar atau bed occupancy rate (BOR) isolasi dan ICU di rumah-rumah sakit rujukan Covid-19 Surabaya, sempat menyentuh 100 persen.
"Dan itu bertahan dua minggu. Nah kondisi sekarang kan sudah turun. Hari ini BOR kita sudah mulai turun. BOR isolasi kita sudah 64 (persen). kalau ICU 74 (persen)," pungkas dia.
Sementara itu, Head of Public Relation siloam, Danang Kemayan Jati mengklaim bahwa RS Siloam di kawasan Mal Cito, akan aman dan tak akan mengancam keselamatan warga serta pemilik gerai.
"Sebagai RS darurat yang menangani pandemi Covid 19, rumah sakit ini secara fisik sudah siap untuk dibuka, dan sudah siap operasional dengan 105 tempat tidur (TT) dengan jumlah ICU 15 TT," kata Danang.
Merespons penolakan, saat ini pihak Siloam masih melakukan sosialisasi mendalam dengan para pemilik gerai dan penghuni apartemen Cito, sebagaimana arahan Plt Wali Kota Surabaya.
RS ini kata dia, memiliki akses, fasilitas dan infrastruktur yang terpisah dan independen. Hal ini termasuk fisik dan sistem kelistrikan, genset, HVAC, sistem gas medis termasuk sistem instalasi pengolah air limbah (IPAL).
![]() |
Danang mengatakan RS ini juga dilengkapi dengan sistem negative pressure khusus untuk penanganan pasien Covid-19 dan memiliki pintu akses tersendiri serta elevator terpisah.
"Terkait limbah pembuangan medis, limbah cair, dan TPS B3, RS Siloam Cito sudah memiliki sistem terpisah dan mengimplementasikan standar tinggi untuk operasional RS," ucapnya.
Ia menyebut, dari hari pertama operasionalnya nanti, RS ini sudah terjamin standar kualitas dan pelayanan medis dana SDM-nya.
Menurutnya, operasional RS yang menjadi satu dengan area mal ini bukan yang pertaman terjadi.
"Ini bukan pertama kali RS berada di dalam mixed use. Karena di luar negeri, khususnya di kota-kota padat penduduk, hal itu lazim," papar Danang.
Di Indonesia, Siloamnjuga mengklaim pihaknya sudah membangun konsep RS serupa di Bogor, Bekasi, Jember, Yogyakarta, Medan, Palembang dan Jakarta.
(frd/arh)