Penyebaran virus corona di Jakarta masih belum terkendali. Hingga Selasa (9/2), Jakarta mencatatkan total 300.406 kasus positif Covid-19.
Total kasus itu menjadikan Jakarta sebagai wilayah dengan jumlah kasus tertinggi di Indonesia. Bahkan, jumlah kasus positif di Jakarta hampir dua kali lipat dibanding Jawa Barat yang berada di posisi kedua dengan total 169.982 kasus.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria membeberkan empat faktor Jakarta menjadi salah satu hotspot penyebaran virus corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pertama, menurut Riza, karena Jakarta merupakan Ibu Kota Republik Indonesia yang menjadi pusat interaksi warga.
"Sebagai ibu kota banyak sekali warga negara Indonesia, warga asing yang datang ke Indonesia itu melalui Jakarta kemudian," kata Riza di Balai Kota, Selasa (9/2).
Selain itu, Jakarta juga menjadi pusat pemerintah dan perekonomian. Menurut Riza, dua hal itu turut meningkatkan potensi penularan Covid-19 di Jakarta.
"Semua orang yang melakukan interaksi banyak sekali di Jakarta, sehingga kalau potensi interaksi tinggi menyebabkan potensi penularan juga semakin tinggi," tuturnya.
Faktor kedua, kata Riza, Jakarta sejak awal pandemi terus berupaya mencari sebanyak-banyaknya kasus positif. Riza mengatakan bahwa Jakarta merupakan satu-satunya provinsi di Indonesia yang tingkat kapasitas testingnya melebihi standar Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO.
Berdasarkan data Dinas Kesehatan Jakarta, sejak awal pandemi Maret 2020 sampai dengan kemarin, Jakarta sudah melakukan tes PCR kepada 2.825.116 orang. Artinya, rasio tes PCR per 1 juta penduduk di Jakarta sebanyak 265.394.
"Testing kami sudah mencapai 12 kali lipat dari standar yang diminta oleh WHO, bahkan kami memberikan kontribusi tidak kurang dari 43,4 persen terhadap testing nasional," ujar Riza.
Politikus Partai Gerindra itu juga mengungkapkan, kasus positif di Jakarta tinggi disebabkan faktor libur akhir tahun beberapa waktu lalu. Faktor terakhir, menurut Riza, jadi penyebab jumlah kasus positif Jakarta masih tinggi lantaran masyarakat sudah merasa jenuh selama berada di rumah.
"Memang ada kejenuhan, keletihan, capek, bosan dari masyarakat Jakarta yang mungkin sudah hampir satu tahun berjuang melawan Covid," ungkapnya.
Untuk menekan lonjakan kasus, Jakarta menerapkan kebijakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sesuai instruksi pemerintah pusat. Kebijakan ini berlaku sejak Selasa (9/2) sampai dengan 22 Februari.
(dmi/pmg)