Ribuan babi milik warga di dua kabupaten di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dilaporkan mati usai diserang flu babi Afrika atau African Swine Fever (ASF).
Pelaksana Tugas (Plt) Dinas Peternakan NTT, Johanna Lisapaly menyebut, flu babi Afrika kembali muncul di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Lembata sejak Januari lalu.
"Sejak Januari, cuma sudah dilakukan, kami minta kabupaten tetangga melakukan edukasi masif. Pencegahan, dengan menyemprot dan membersihkan kandang," ujar Johanna saat dihubungi CNNIndonesia.com, Kamis (11/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Johanna mengaku tak mengetahui jumlah pasti babi warga yang meninggal akibat flu babi Afrika. Namun, kata dia, kasus terbanyak terjadi di Kabupaten Lembata mencapai ribuan, sedangkan di Flores Timur jumlahnya mencapai sekitar 600.
Dia menjelaskan, flu babi Afrika kembali muncul di Flores Timur dan Lembata setelah sempat hilang pada akhir 2020. Menurut Johanna, flu babi Afrika kali pertama memasuki NTT pada 2019 dari Dili, Timor Leste dan masuk lewat perbatasan.
Sejak saat itu, kata Johanna, flu babi Afrika telah menyebar ke seluruh kabupaten kota di NTT. Dari total 2 juta populasi babi di NTT, Johanna menyebut virus itu telah menewaskan puluhan ribu di antaranya.
"Yang terkena puluhan ribu, sampai dari bulan ini ya, apa namanya ya saya enggak terlalu hapal. Itu Januari dari September dan masuk di September 2019, terjangkit di 2020," katanya.
Menurut Johanna, flu babi adalah virus yang bersumber dari beberapa produk makanan kemasan manusia. Dalam sejumlah kasus, warga kerap membuang bekas makanan dan dimakan oleh babi.
Dia menduga, kemunculan virus tersebut beberapa waktu terakhir karena perubahan musim.
Namun, dia memastikan flu babi Afrika tak akan menginfeksi manusia, termasuk hewan lain. Meski tak berbahaya untuk dikonsumsi, ia mengimbau warga tak memakan atau mengonsumsi babi yang mati karena flu babi Afrika.
Johanna mengaku sampai ini telah melakukan sosialisasi dan edukasi ke warga untuk mengantisipasi lebih jauh penyebaran virus tersebut. Ia mengimbau warga untuk merawat babi dengan rajin membersihkan kandang dan menghindari mencuci babi dengan air kali.
"Saya sudah antisipasi, supaya dibersihkan, kandangnya harus bersih. Makanan juga tidak sembarangan. Mencuci juga pakai air kali, itu kan enggak boleh, karena kan kali bisa aja tercemar," katanya.
(thr/psp)