KPK Bawa 2 Koper Usai Geledah Rumah Kader PDIP Ihsan Yunus

CNN Indonesia
Rabu, 24 Feb 2021 19:08 WIB
Tim penyidik KPK membawa dua koper usai geledah rumah politikus PDIP Ihsan Yunus, Rabu (24/2). (CNN Indonesia/Ryan Hadi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Tim penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) membawa dua koper usai menggeledah rumah politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), Ihsan Yunus. Belum diketahui isi dari masing-masing koper tersebut.

Pantauan CNNIndonesia.com, sebanyak 10 penyidik KPK menyambangi rumah Ihsan yang berada di Jalan Kayu Putih Selatan 1, Nomor 16, Pulo Gadung, Jakarta Timur. Penggeledahan dimulai sejak pukul 15.43 WIB hingga 17.55 WIB.

Ihsan yang merupakan anggota DPR ini disinyalir mengetahui seputar kasus yang menjerat bekas Menteri Sosial Juliari Peter Batubara.

Pada rekonstruksi kasus, Senin (1/2) lalu, disebutkan Ihsan pernah melakukan pertemuan dengan tersangka yang merupakan pejabat pembuat komitmen (PPK) Kementerian Sosial, Matheus Joko Santoso dan Direktur Perlindungan Sosial Korban Bencana Sosial Kementerian Sosial, M. Syafi'i Nasution.

Pertemuan itu diduga membahas terkait penyediaan bansos penanganan Covid-19 di Jabodetabek tahun 2020.

Ihsan sempat dipanggil sebagai saksi pada Rabu (27/1) lalu. Namun, ia mangkir karena surat panggilan tak diterima. Hingga saat ini, KPK belum memberikan kepastian terkait waktu penjadwalan ulang pemeriksaan yang bersangkutan.

Tim penyidik KPK juga sudah menggeledah rumah orang tua Ihsan yang berada di Jalan Raya Hankam, Nomor 72, Cipayung, Jakarta Timur. Dari sana, penyidik mengamankan alat komunikasi dan sejumlah dokumen yang diduga terkait kasus bansos.

Selain itu, adik Ihsan yang bernama Muhammad Rakyan Ikram pun sudah diperiksa sebanyak dua kali. Lembaga antirasuah menduga perusahaan Rakyan turut mendapat paket pekerjaan bansos untuk wilayah Jabodetabek Tahun 2020.

Dalam kasus ini, KPK baru menetapkan lima orang sebagai tersangka. Selain Juliari, empat tersangka lainnya adalah PPK Kementerian Sosial, Adi Wahyono dan Matheus Joko Santoso, serta dua pihak swasta Ardian I M dan Harry Sidabuke.

(ryn/fra)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK