Kasus positif Virus Corona (Covid-19) bertambah 6.208 orang pada hari ini, Jumat (27/2). Dengan demikian total kasus positif di Indonesia mencapai 1.329.074 orang.
"Bertambah 6.208, total 1.329.074," demikian dikutip dari data Satgas Covid-19, Sabtu (27/2).
Dari jumlah tersebut sebanyak 1.136.054 orang dinyatakan sembuh, usai ada penambahan kasus harian 7.382 orang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, 35.981 orang dinyatakan meninggal akibat Covid-19 sejauh ini, dengan jumlah kematian harian mencapai 195 kasus.
Sementara kasus aktif sebanyak 157.039 orang, atau turun 1.369 kasus. Selain itu, per hari ini ada 78.746 suspek dan 55.495 pemeriksaan spesimen.
Sehari sebelumnya, Jumat (26/2), kasus Covid-19 mencapai 1.322.866 orang, dengan 1.128.672 orang di antaranya dinyatakan sembuh, dan 35.786 orang meninggal dunia.
Untuk menekan penyebaran Virus Corona, Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali memperpanjang PPKM Mikro hingga 8 Maret.
Berdasarkan catatan CNNIndonesia.com, PPKM Mikro yang diterapkan 9-21 Februari menunjukkan statistik positif. Yakni, laju peningkatan kasus positif virus corona cenderung menurun di tujuh provinsi di Jawa-Bali: DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, DI Yogyakarta, Banten, dan Bali.
Berdasarkan data, ada penambahan 83.841 kasus positif Covid-19 di Jawa-Bali sepanjang PPKM mikro pertama yang diterapkan 9-21 Februari.
Jumlah itu turun dibandingkan dua pekan sebelumnya, yakni 26 Januari-8 Februari, di mana bertambah 128.753 kasus positif Covid-19. Meskipun demikian, jumlah orang yang dites Covid-19 juga cenderung menurun.
Epidemiolog Universitas Airlangga Windhu Purnomo menilai kondisi tersebut belum dapat disimpulkan secara dini sebagai tren penurunan kasus covid-19 di Indonesia.
Di sisi lain, pemerintah tengah menjalankan program vaksinasi Covid-19, baik gratis maupun mandiri atau berbayar. Setelah melakukan penyuntikan kepada tenaga kesehatan, pemerintah kini mulai menyuntik sejumlah pekerja publik, seperti anggota legislatif, TNI-Polri, pedagang pasar, hingga pekerja media.
Namun demikian, ada masalah dalam hal ketepatan dalam pendistribusiannya. Kasus teranyar ialah vaksinasi Anggota DPR yang menyertakan keluarga mereka.
Sebagian pengamat menilai anggota keluarga dewan, yang belum tentu merupakan pelayan publik, sebagai 'penumpang gelap' dalam vaksinasi itu.
(arh)