Kepala Bidang Pengembangan Profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia (PAEI) Masdalina Pane menilai salah satu akar muasal kegagapan pemerintah Indonesia dalam menangani pandemi terletak pada komunikasi risiko.
Pemerintah, kata Masdalina, hanya senantiasa menggaungkan komunikasi publik yang menina bobokan masyarakat tanpa memberi tahu potensi ancaman yang sebenarnya tentang risiko tinggi penularan Covid-19 ini.
"Jadi komunikasi pemerintah itu selama ini kepada komunikasi publik bukan risiko. Selama ini seperti mengajak masyarakat itu untuk merasa bahwa everything is gonna be okay, tidak ada upaya membuat masyarakat menjadi aware," kata Masdalina kepada CNNIndonesia.com, Selasa (2/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masdalina pun mencontohkan kesalahan pemerintah dalam komunikasi risiko sedari awal. Pada awal 2020 silam, beberapa negara telah mengumumkan kasus virus corona pertama di negara mereka masing-masing. Pandemi ini sendiri diketahui sejumlah ini berawal dari Wuhan, China yang terdeteksi pada akhir 2019 silam, sebelum menyerang global.
Namun para pejabat pemerintah Indonesia, kata Masdalina, malah kerap melemparkan guyonan dan pernyataan menggampangkan sehingga masyarakat kala itu tidak cukup khawatir dalam menyambut serangan virus corona di Nusantara.
Ia pun mencontohkan beberapa pemimpin negara lain yang hanya perlu membuat konferensi pers selama 3-4 menit hanya untuk memberikan pengakuan bahwa virus corona hingga strain baru covid-19 telah ditemukan
Pemerintah negara lain menurutnya hanya memberikan informasi singkat dan mengajak masyarakat untuk waspada dan ikut berpartisipasi dalam mengurangi laju penularan virus corona.
"Kadang-kadang mereka [pemerintah] mengatakan bahwa informasi tidak boleh menimbulkan kepanikan pada masyarakat, itu salah. Gara-gara itu masyarakat kita teralu santai dan ada yang tidak percaya eksistensi covid-19," ujar Masdalina.
Tak hanya itu, Anggota Bidang Tracking Satgas Penanganan Covid-19 ini pun meminta agar pemerintah tidak perlu mengglorifikasi sebuah kebijakan seperti halnya vaksin. Target-target yang ingin dicapai dalam jangkauan bulan menurutnya tak perlu disampaikan daripada memberikan janji palsu terhadap masyarakat.
Masdalina juga meminta agar pemerintah Indonesia tak usah membanggakan diri perihal vaksinasi dibandingkan negara tetangga lain. Sebab menruutnya negara yang dimaksud tersebut dinilai sudah berhasil mengendalikan pandemi sehingga vaksin tak lagi menjadi prioritas.
"Jadi seremoni dan glorifikasi, kemudian pemberian harapan palsu itu saya katakan hentikan," pungkasnya.
Lihat juga:Babak Belur Guru Agama Dihajar Corona |