Saya mendapat laporan, saya komunikasi langsung, menyapa langsung, dan mendapat penjelasan langsung dalam statement, deklarasi pimpinan DPD, DPC, pemegang suara sah, mereka setia bulat tekad untuk tunduk pada partai yang aah sesuai dengan hasil Kongres V tahun lalu
Hal ketiga sebenarnya mungkin tidak semua tahu, kami sudah berupaya mencegah KLB ilegal ini. Juga mengingatkan pemerintah melalui surat resmi yang telah kami kirimkan kepada sejumlah pejabat negara yaitu Menko Polhukam, Menkumham, juga kapolri.
Kami tentu menghormati beliau-beliau dan tentu kami anggap bahwa beliau memiliki kewenangan dan kepentingan menjaga stabilitas politik keamanan juga stabilitas sosial atas dasar nilai hukum dan keadilan yang berlaku di negeri ini. Kami tidak ingin terjadi sesuatu yang kemudian justru timbulkan sesuatu yang tidak kita inginkan, misalnya kegaduhan berujung pada instabilitas politik hukum dan keamanan. Itulah mengapa kami dengan niat baik tulus mengirimkan pesan dan permohonan agar apa yang terjadi terhadap Partai Demokrat dapat atensi dan juga bisa diberikan ruang yang luas pada kita semua mencari keadilan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Hal keempat, terkait dengan keterlibatan KSP Moeldoko, yang selama ini selalu mengelak, kini terang-benderang. Terbukti ketika diminta oleh para pelaku GPKPD, tadi kita saksikan kita dengar bersama melakui sejumlah media, walaupun tertutup kita bisa ikuti bahwa yang bersangkutan, KSP Moeldoko, menerima ketika diminta menjadi ketua umum Demokrat versi KLB Sumut. Kita dengar bersama tadi.
Tentu apa yang disampaikan KSP Moeldoko meruntuhkan seluruh pernyataan yang telah diucapkan sebelumnya yang katanya tidak tahu-menahu, tidak ikut-ikutan, tidak terlibat bahkan mengatakan semua ini masalah internal Demokrat. Faktanya, KSP Moeldoko bukan kader Demokrat. Jadi, jelas bukan hanya permasalahan internal Demokrat. Segelintir kader-mantan kader yang tadi semangat sekali KLB di Sumut, tidak mungkin punya semangat dan keyakinan kalau tidak mendapat dukungan dari KSP Moeldoko.
Jadi, sekali lagi saya katakan bahwa apa yang ia sampaikan selama ini ia pungkiri sendiri melalui kesediaannya menjadi Ketum Demokrat abal-abal versi KLB ilegal. Saya bisa menyampaikan ini karena banyak bukti yang kami dapatkan selama ini. Tentu tidak semua kita jelaskan ke publik, tapi buktinya lengkap.
Dan pada puncaknya hari ini KLB ilegal tadi, maka artinya memang sejak awal motif dan keterlibatan KSP Moeldoko tidak berubah yaitu ingin ambil alih kepemimpinan partai Demokrat yang sah menggunakan cara-cara inskonstitusional serta jauh dari moral dan etika politik.
Kini saya persilakan kepada seluruh masyarakat Indonesia yang sangat saya cintai dan muliakan untuk menilai sendiri sikap-sikap dan perilaku tersebut. Bagi kami, sikap dan perilaku tersebut bukanlah sikap dan perilaku ksatria, bukan juga sikap perilaku yang jadi contoh baik bagi seluruh masyarakat Indonesia , juga generasi muda Indonesia.
Kami tentu sangat menghormati senior dan pendahulu. Saya juga dulu adalah prajurit, beliau adalah prajurit. Dalam dunia prajurit, menghormati senior adalah sesuatu yang wajib kita lakukan. Tetapi dari para senior pula saya mendapatkan pelajaran bahwa tidak semuanya bisa menjadi contoh yang baik.
Kami berharap sebetulnya terus dapat keteladanan dan contoh contoh yang baik untuk menjadi referensi dan motivasi generasi muda Indonesia untuk bisa tumbuh berkembang dan maju lagi.
Sedangkan hal kelima, ingin saya sampaikan bahwa negara demokrasi yang junjung tinggi independensi dan kedaulatan parpol, saya meminta negara dan aparat pemerintah untuk tidak melakukan pembiaran kegiatan ilegal yang diajukan KSP Moeldoko untuk memecah-belah Partai Demokrat. Saya meminta dengan hormat kepada Bapak Presiden Joko Widodo, khususnya Menkumham, untuk tidak memberikan pengesahan dan legitimasi kepada KLB ilegal yang jelas-jelas melawan hukum tadi.
Langkah yang akan kami tempuh setelah ini melalui tim hukum yang sudah kami siapkan melaporkan panitia dan siapapun yang terlibat penyelenggaraan KLB ilegal pada jajaran penegak hukum. Kami berikhtiar, berjuang, untuk mempertahankan kedaulatan sekaligus mencari keadilan.
Kepada seluruh masyarakat Indonesia di mana berada, saya bersaksi bahwa kami akan terus berjuang untuk mempertahankan kedaulatan dan kehormatan partai kami, juga insyaallah kami terus berjuang menjaga demokrasi dan menegakkan keadilan di negara ini. Kami mohon doa dan dukungan dari seluruh masyarakat Indonesia. Akhirnya kepada seluruh kader Partai Demokrat saya ucapkan apresiasi setinggi-tingginya atas kesetiaan dan kebulatan tekad, tegak lurus di bawah kepemimpinan hasil Kongres V Partai Demokrat yang sah.
Sehingga bisa kami tegaskan tidak ada dualisme kepemimpinan dan kepengurusan Partai Demokrat. Saya ulangi saya ulangi tidak ada dualisme kepemimpinan dan kepengurusan partai Demokrat. Saya Agus Harimurti Yudhoyono, AHY, adalah Ketua Umum Partai Demokrat yang sah dan legitimate.
Konstitusi kami, AD/ART kami juga tidak berubah. Berdasarkan Kongres V 15 Maret 2020 yang telah disahkan Kemenkumham. Saya juga tentu patut mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya atas perjuangan tanpa henti pemimpin pengurus seluruh kader yang memberikan pernyataan maupun turun langsung ke lapangan menolak KLB, terutama pimpinan dan kader di wilayah Sumut.
Saya bangga kepada Bapak Ibu yang berani menyampaikan suara lantang tidak ingin Sumut dikotori KLB ilegal yang mengatasnamakan partai Demokrat. Saya tentu berharap kita semua dapat terus menjaga diri, tapi juga tetap berani menyuarakan kebenaran dan keadilan. Semua itu kita lakukan dengan cara terhormat dan cara beretika.
Kita jangan gentar menghadapi ujian dan tantangan ini. Meski Partai Demokrat diganggu, insyaallah justru membuat Partai Demokrat semakin kuat, semakin kompak, dan semakin solid ke depan.
Akhirnya, saya menginstruksikan kepada pemimpin pengurus dan kadet demorkat mari rapatkan barisan, selamatkan Demokrat, selamatkan demokrasi.
Insyaallah dengan ridha Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa, kebenaran akan menang dan yang melawan akan tumbang. Bersama kita kuat, bersatu kita bangkit.
(dhf/fra)