BNPB Ungkap Alasan Keterlambatan Insentif Contact Tracer
Deputi Bidang Logistik dan Peralatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Prasinta Dewi, menjelaskan beberapa penyebab keterlambatan pembayaran insentif relawan penelusur kontak (contact tracer) pasien virus corona.
Prasinta mengklaim permasalahan daftar rekening dan nama ganda mengakibatkan insentif para relawan terlambat dibayarkan. Pihaknya mengaku perlu melakukan verifikasi agar tidak terjadi kesalahan dalam proses transfer.
Penyebab lainnya adalah terdapat relawan yang menggunakan rekening selain BRI.
"Faktor lain yang memperlambat terkait dengan adanya bank lain selain BRI dan adanya rekening yang salah," kata Prasinta sebagaimana dikutip dari keterangan resmi yang diterima CNNIndonesia.com, Selasa (9/3).
Relawan itu direkrut oleh Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 BNPB merupakan bagian dari tenaga kesehatan. Mereka tersebar di 61 kota atau kabupaten di 13 provinsi dengan jumlah 6.509 orang.
Mereka bertugas untuk melakukan pelacakan terhadap orang yang masuk kategori kontak erat, memantau pasien Covid-19, melakukan swab, dan membantu menangani pandemi.
Prasinta menuturkan, insentif telah dibayarkan kepada relawan yang berada di Aceh, Kalimantan Selatan, dan Papua. Sementara, tujuh provinsi lain akan dibayarkan pada Selasa.
Koordinator Subbidang Koordinasi Umum Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Covid-19, Aqsha Azhary Nur, mengatakan honor relawan pengguna rekening BRI non konvensional atau bank selain BRI akan cair pada Selasa minggu ini.
Menurut Aqsha, relawan yang mendapatkan insentif pada Selasa ini karena lebih dari 95 persen dari mereka menggunakan rekening BRI.
"Tapi kalau untuk yang rekening BRI non-konvensional atau di luar bank BRI akan cair besok (10/3), kata Aqsha sebagaimana dikutip dari keterangan resmi.
BNPB melaporkan, total anggaran yang dialokasikan untuk relawan tracer pada Januari 2021 sebanyak Rp 33,43 miliar. Prasinta mengatakan, transfer anggaran telah dilakukan sejak 4 Maret.
Setelah itu, uang tidak bisa langsung dicairkan karena mesti menunggu proses verifikasi selesai. Setelah verifikasi, insentif akan dikirimkan ke petugas.
Ketua Bidang Penanganan Kesehatan Satgas Penanganan Covid-19 Alexander K. Ginting mengatakan pihak BNPB berusaha membayar insentif para tracer secara tepat waktu.
Anggaran insentif tersebut, kata Alex, bersumber dari Kementerian Keuangan.
"Laporan keuangan proses anggaran untuk insentif juga sudah berada dalam tahap penghitungan dan input ke Bank BRI," kata Alex, Senin lalu.
Relawan penelusur kontak sempat protes dan menuntut BNPB segera membayarkan insentif selama dua bulan terakhir. Mereka bahkan menggalang petisi di laman change.org.
Salah satu relawan tracer asal Kota Bandung, IR, mengatakan belum menerima insentif sepeser pun sejak ia bergabung pada Januari lalu. Tidak hanya itu, ia juga mengaku tidak mendapatkan alat pelindung diri (APD) dari BNPB.
Menurut IR, ia dan rekan-rekannya harus meminjam uang untuk melakukan pekerjaan contact tracer. Sebab, ia mesti mengeluarkan ongkos untuk membeli sejumlah perlengkapan APD, bahan bakar, hingga pulsa untuk memantau keadaan pasien Covid-19.
(syn/ayp)