Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) mengkritik rencana pembangunan tugu sepeda di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Pembangunan tugu tersebut dinilai hanya membuang-buang anggaran.
Anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi PDIP Gilbert Simanjuntak mengatakan sebuah tugu dibangun biasanya untuk menghormati pahlawan. Ia tak paham mengapa sepeda sampai dibuatkan tugu.
"Apa yang legendaris dari sepeda? Malah justru selalu minta diprioritaskan dan mengambil anggaran dari APBD, bukan meringankan malah membebani," kata Gilbert dalam keterangan tertulisnya, Jumat (9/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Anggota Komisi B DPRD DKI Jakarta itu menyebut Pemprov DKI tak memahami skala prioritas dalam membuat sebuah kebijakan. Ia menilai pembuatan tugu sepeda tidak membela kepentingan rakyat banyak.
"Ini akan menjadi catatan buat kita dan masyarakat. Kalau mau buat legacy adalah dengan kebijakan yang pro rakyat seperti yang dilakukan para gubernur sebelumnya," kata Gilbert.
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menanggapi kritikan tersebut dengan santai. Menurutnya, dana Rp800 juta untuk pembangunan tugu sepeda telah melalui berbagai kajian.
"Ya semua itu tentang biayanya kan sudah dikaji dan diteliti oleh konsultan," kata Riza.
Riza mengatakan anggaran Rp800 juta dikeluarkan juga untuk menghargai seniman dalam membangun tugu sepeda. Politikus Gerindra itu mengklaim tugu sepeda tersebut bakal mempercantik Jakarta.
"Tentu nanti akan jadinya akan baik, cantik, menarik dan menjadi ikon di Jakarta. Tempat selfie bagi teman-teman milenial, dan ini bentuk penghargaan kita bagi pesepeda," ujarnya.
Sebelumnya, Pemprov DKI Jakarta tengah membangun tugu sepeda di Jalan Sudirman, Jakarta Pusat. Pembangunan itu menggunakan dana yang berasal dari kewajiban pihak ketiga atau swasta.
Selain untuk tugu sepeda, Riza mengatakan total dana kewajiban pihak ketiga itu dipakai untuk membangun jalur sepeda permanen di Jalan Sudirman-Thamrin, Jakarta Pusat.
(dmi/fra)