Ahli: Niatkan Vaksinasi di Bulan Ramadan Sebagai Ibadah
Mendekati Ramadan, pemerintah akan tetap melanjutkan program vaksinasi nasional yang memasuki tahap kedua untuk para petugas pelayanan publik dan kelompok masyarakat lanjut usia. Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun telah menyatakan bahwa vaksinasi tidak membatalkan puasa.
Hal itu disepakati oleh Ahli Patologi Klinik Universitas Sebelas Maret Tonang Dwi Ardyanto yang mengatakan bahwa vaksinasi merupakan bagian ikhtiar untuk menangani pandemi. Secara prinsip, masyarakat tak perlu ragu menerima vaksin di siang hari saat menjalankan ibadah puasa.
"Saya mengajak masyarakat semua agar vaksinasi ini diniatkan dengan baik semoga mendapat berkah dari Allah SWT, sehingga akhirnya membantu mengatasi pandemi. Yang terpenting kita harus yakin bahwa kondisi kita harus fit. Kalau nanti saat puasa sudah waktunya mendapat vaksinasi, istirahat yang cukup dan jangan lupa sahur," kata Tonang.
Masyarakat yang memiliki penyakit penyerta (komorbid) seperti diabetes juga bisa divaksin selama menuruti petunjuk menjalankan puasa. Tonang menyarankan lansia tak ragu berkonsultasi dengan dokter demi kenyamanan masing-masing. Lebih lanjut, ia mengimbau agar masyarakat mendukung lansia sebagai sasaran vaksin.
"Selama proses skriningnya lolos, maka tidak masalah dan jangan ragu untuk divaksinasi. Kita juga harus bantu para lansia agar mudah mengakses lokasi vaksinasi. Apabila dua hal ini kita lakukan akan lebih mudah untuk yang lainnya," paparnya.
Anggota Komite Penasihat Ahli Imunisasi Soedjatmiko mengungkapkan, dukungan lingkungan amat diperlukan agar program vaksinasi untuk lansia berjalan lancar. Menurutnya, masih banyak lansia yang tak tahu lokasi layanan vaksinasi, atau keluarga-keluarga yang ragu karena lansia di rumah memiliki komorbid.
"Saya mengusulkan agar pengurus RT/RW dibantu warga relawan semisal guru memberikan edukasi ke rumah-rumah para lansia ini untuk menjelaskan manfaat vaksinasi Covid-19. Apabila diperlukan, lansia diantarkan ke lokasi vaksinasi dengan mekanisme skrining di awal dan dibantu pendaftarannya secara online. Apabila ada keraguan khususnya terkait komorbid, lansia juga perlu dibantu memeriksakan diri ke dokter sebelum divaksinasi," ungkap Soedjatmiko.
Beribadah di Tengah Pandemi
Lebih lanjut, Tonang mengingatkan masyarakat untuk tetap menerapkan protokol kesehatan sembari menjalankan ibadah Ramadan.
"Menurut saya ada dua kunci utama menerapkan protokol kesehatan di dalam masjid, yakni disiplin dalam mengenakan masker dan mencuci tangan. Dua protokol kesehatan ini apabila dijalankan sambil berusaha semaksimal mungkin dalam menjaga jarak, manfaatnya sangat besar," katanya.
Serupa seperti tahun lalu, pemerintah menetapkan untuk meniadakan mudik. Tonang menyarankan pemerintah untuk mengatur pintu-pintu keluar-masuk wilayah per wilayah. Selain itu, juga mendorong vaksinasi lansia di kampung halaman sebagai proteksi jika dikunjungi anak atau saudara.
"Memang masyarakat harus menempatkan diri lebih bijak di masa pandemi, jangan merasa diri sebagai objek yang selalu diatur. Harusnya kita berfikir bahwa
pandemi ini sebagai ajang kita belajar toleransi. Mari saya mengajak umat muslim di seluruh Indonesia, bahwa kita sama-sama bertanggung jawab moral sebagai kewajiban komunal kita setelah menjalankan kewajiban personal yakni 3M," kata Tonang.