Edhy Prabowo Didakwa Terima Suap Ekspor Benur Rp25,7 M

CNN Indonesia
Kamis, 15 Apr 2021 11:20 WIB
Mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo didakwa menerima suap Rp25,7 miliar dari sejumlah eksportir benih lobster (benur).
Barang bukti kasus dugaan suap Edhy Prabowo. (CNN Indonesia/Andry Novelino)

Dalam waktu yang bersamaan Edhy juga menyiapkan PT ACK sebagai 'calo' bagi para eksportir benur. Perusahaan cangkang itu juga diisi orang-orang Edhy, Nursandan Amri. Mereka hanya dipinjam namanya untuk memiliki saham serta menjabat sebagai komisaris dan direktur utama.

PT ACK kemudian bekerja sama dengan PT PLI terkait ekspor benur ini. PT PLI yang mengurus seluruh kegiatan ekspor benur, sementara PT ACK melakukan koordinasi dengan para eksportir dan menerima keuntungan. Ditetapkan biaya ekspor benur sebesar Rp1.800 per ekor. PT PLI menerima Rp350 per ekor, sedangkan PT ACKRp1.450.

Terkait proses izin budi daya lobster PT DPPP, perusahaan tersebut diminta menyiapkan uang Rp5 miliar oleh anak buah Edhy. Pemilik PT DPPP Suharjito menyanggupi permintaan tersebut. Suharjito lantas menyambangi Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 16 Juni. Ia bertemu dengan Safri meminta agar surat penetapan pembudidayaan lobster PT DPPP segera dikeluarkan.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Suharjito kemudian menyerahkan uang sejumlah US$77 ribu kepada Safrisambil mengatakan, "Ini titipan buat menteri." Selanjutnya Safri menyerahkan uang tersebut kepada Edhy melalui Amiril Mukminin. Selang 10 hari, surat penetapan pembudidayaan lobster PT DPPP terbit. Surat ditandatangani oleh Direktur Jenderal (Dirjen) Perikanan Budi Daya, Slamet Soebjakto.

Kemudian pada 6 Juli 2020, KKP menerbitkan izin ekspor BBL berupa surat penetapan calon eksportir BBL atas nama PT DPPP yang ditandatangani oleh M. Zulficar Mochtar selaku Dirjen Perikanan Tangkap.

Sejak September-November 2020, PT DPPP telah melakukan ekspor BBL ke Vietnam sebanyak kurang lebih 642.684 ekor BBL dengan menggunakan jasa kargo PT ACK. Biaya keseluruhan jasa tersebut Rp940.404.888,00.

Setelah dipotong pajak dan biaya meterai kemudian diberikan kepada PT PLI sejumlah Rp224.933.400,00 sebagai bagian dari kerja sama, PT ACK menerima Rp706.001.440,00.

Selama ekspor benur berjalan, Juni-November 2020, PT ACK mendapat keuntungan bersih sebesar Rp38.518.300.187. Uang tersebut berasal dari Suharjito dan eksportir BBL lainnya.

Uang tersebut kemudian dikirim kepada pemilik PT ACK seolah-olah sebagai deviden. Masing-masing kepada Amri sebesar Rp12.312.793.625, Achmad Bahtiar Rp12.312.793.625, dan Yudi Surya Atmaja sebesar Rp5.047.074.000.

"Bahwa uang yang menjadi bagian dari Amri dan Achmad Bahtiar selaku representasi dari terdakwa (Edhy Prabowo)yang berasal dari PT ACK dengan total sebesar Rp24.625.587.250 dikelola oleh Amiril Mukminin yang memegang buku tabungan dan kartu ATM milik Achmad Bahtiar dan Amri atas sepengetahuan terdakwa," ujar jaksa.

(ryn/fra)


[Gambas:Video CNN]

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER