Situasi serupa juga tampak di Stasiun Gambir. Sepanjang lorong stasiun hanya terdapat beberapa kios yang buka. Para porter juga tampak menganggur dan lesu.
Meski demikian masih terdapat beberapa penumpang yang hendak mudik. Salah satunya adalah Kartika, yang tinggal di Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Ia bersama suami dan ketiga anaknya hendak mudik ke Kuningan, Jawa Barat.
Bagi Kartika, mudik merupakan momen yang sangat membahagiakan. Sebab, ia bisa berkumpul bersama keluarganya di rumah. Selama setahun, ia hanya bisa mudik pada masa lebaran. Perjalanan Banjarmasin-Kuningan jauh dan menghabiskan ongkos.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena pengen kumpul bareng, kan setahun sekali kumpul," kata Kartika di ruang tunggu Stasiun Gambir, Jakarta Pusat.
Kartika memutuskan mudik hari ini karena menghindari larangan pemerintah. Hal yang sama juga dilakukan tetangganya di Banjarmasin. Menurutnya, para perantau yang kebanyakan berasal dari Jawa telah mudik ssjak dua minggu lalu.
"Sudah lama, dua minggu sebelum puasa (mudik). Sayang kan denda (sanksi mudik)-nya," ujar Kartika.
Meski bisa mudik sebelum dilarang, Kartika tidak menampik bahwa ia tetap cemas terhadap penularan virus Covid-19. Ia berharap semoga tidak membawa virus yang telah membunuh jutaan orang di seluruh dunia itu ke kampung halaman.
"Takut virusnya, virus lah. Pasti cemas," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Humas PT KAI Daerah Operasi (Daop) 1, Jakarta Eva Chairunnisa mengatakan tidak ada tren kenaikan penumpang, meskipun beberapa orang memutuskan mudik pada awal Ramadan. Pihaknya juga tidak menambah gerbong kereta api.
Menurut Eva, rata-rata jumlah penumpang minggu ini di Pasar Senen sama dengan minggu lalu, yakni berkisar 2.000 orang per hari.
"Itu angka yang normal. Malah, sebelum pandemi angkanya bisa 10.000, 11.000 (penumpang)," kata Eva.
Sementara itu, berdasarkan pantauan CNNIndonesia.com, jumlah nomor antrian tes GeNose di Pasar Senen pada pukul 12.40 WIB telah habis sebanyak 688 nomor, sementara Antigen 117 nomor.
Menurut petugas yang memberikan nomor antrian, jumlah tersebut terbilang sedikit. Saat ramai, nomor antrian tes GeNose bisa habis 3.000 nomor pada jam 7 malam.
Sementara, di Stasiun Gambir, jumlah nomor antrian tes GeNose telah habis 604 nomor dan Antigen 196 nomor pada pukul 13.41 WIB.
Pemerintah sendiri sudah melarang mudik lebaran pada 6-17 Mei. Korps Lalu Lintas Polri sempat menyebut akan menggelar operasi sebelum masa pelarangan itu agar mencegah warga curi start mudik.
Sementara, pihak PT Kerata Api Indonesia belum menerapkan siasat mencegah warga curi start mudik. VP Public Relations KAI Joni Martinus mengungkapkan kereta beroperasi normal dan penjualan tiket masih dilakukan hingga 30 April.
"Belum ada [langkah antisipasi], semua masih berjalan normal. Penjualan tiket baru kami layani sampai dengan tanggal 30 April," jelasnya, Jumat (9/4).
(iam/fra)