Kronologi Babinsa Diadang Debt Collector di Jakarta Utara
Panglima Kodam Jaya Mayjen TNI Dudung Abdurachman menyebut 11 orang anggota debt collector pengadang kendaraan yang tengah dikendarai anggota Badan Pembina Desa (Babinsa) Serda Nurhadi tak menghargai institusi TNI. Peristiwa ini terjadi di depan Tol Koja Barat-Jakut, Kamis (6/5) dan viral di media sosial.
Awal kejadian, Dudung menuturkan bahwa Nurhadi mendapat laporan masyarakat pada pukul 14.00 WIB mengenai kemacetan di depan Kelurahan Semper.
Laporan berlanjut perihal penyebab kemacetan adalah cekcok warga dengan debt collector. Menindaklanjuti laporan itu Nurhadi menuju lokasi.
Selanjutnya, kata Dudung, Nurhadi mencoba berdialog dengan para debt collector tersebut.
"Kemudian saudara Nurhadi melihat di dalam mobil ada anak-anak menangis dan ada orang tua yang kesakitan. Memang tujuannya adalah ke rumah sakit," kata Dudung di Makodam Jaya, Jakarta Timur, Senin (10/5).
Melihat hal itu, Nurhadi berinisiatif untuk mengambil alih kendaraan, hal ini juga dilakukan untuk mengurai kemacetan. Mobil, oleh Nurhadi, diarahkan ke rumah sakit.
Nurhadi disebut Dudung tak lancar mengendarai mobil automatic. Selain itu, sepanjang jalan pemilik mengarahkan agar Nurhadi masuk tol. Karena hal itu, Nurhadi memutuskan menghentikan mobil.
"Karena dia pikir loh kenapa harus ke tol, padahal arahnya mau ke rumah sakit. Nanti pikirannya yang bersangkutan kalau ke tol, wah ini jangan-jangan dikira kita mau melarikan kendaraan," kata Dudung.
Dilanjutkan Dudung bahwa selama perjalanan sampai mobil berhenti, belasan debt collector itu tetap membuntuti mobil yang dikemudikan Nurhadi. Saat Nurhadi menghentikan kendaraan di pintu tol Semper, terjadilah perselisihan.
Nurhadi yang saat itu hendak pindah ke belakang dan mengganti pengemudi ke pemilik asli, malah berhadapan dengan para debt collector. Mereka terlibat perselisihan dan perebutan kunci.
"Saudara Nurhadi tidak melakukan apa-apa dan para debt collector juga tidak melakukan kekerasan kepada Serda Nurhadi. Terjadi cekcok itu antara pemilik mobil dengan debt collector," ujarnya.
Dudung menyebut apa yang dilakukan para debt collector itu tidak menghargai prajurit TNI berseragam yang ada di lokasi kejadian.
Padahal lanjut Dudung, Nurhadi tak ada maksud lain ketika terlibat dalam kejadian itu. Menurutnya Nurhadi murni hanya ingin menolong masyarakat yang tengah kesulitan.
Lagi pula kata Dudung, telah dipastikan Nurhadi memang tak ada sangkut paut dengan keluarga pemilik mobil yang disebut-sebut telah menunggak cicilan hingga delapan bulan itu.
"Setelah kita cek ternyata tidak ada kaitannya sama sekali, karena Serda Nurhadi betul-betul hanya ingin membantu untuk tidak terjadi kemacetan, yang kedua untuk membantu agar masyarakat tidak kesulitan," kata Dudung.
(tst/wis)