Pemerintah Siapkan RS Antisipasi Lonjakan Kasus Pasca-lebaran

CNN Indonesia
Senin, 10 Mei 2021 18:31 WIB
Sejumlah tenaga kesehatan merawat pasien positif COVID-19 di Rumah Sakit Darurat COVID-19 (RSDC), Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, Rabu (5/5/2021). (ANTARA FOTO/M RISYAL HIDAYAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan kementeriannya menyiapkan ketersediaan tempat tidur di rumah sakit guna mengantisipasi lonjakan kasus positif virus corona pasca-hari raya Idul Fitri.

Kendati demikian, Budi tetap berharap tidak terjadi peningkatan kasus Covid-19 usai libur lebaran mendatang.

"Tapi kalau terjadi peningkatan penularan, kita ingin lakukan antisipasi agar tidak kaget dan cukup fasilitasnya, sejak Januari yang penting diantisipasi ketersediaan tempat tidur RS supaya tidak terjadi seperti negara lain, di mana kapasitasnya tidak siap," tutur Budi dalam konferensi pers secara virtual, Senin (10/5).

Disampaikan Budi, secara nasional, ketersediaan tempat tidur saat ini berjumlah sekitar 390 ribu unit. Dari jumlah itu, ada sekitar 70 ribu tempat tidur yang dikhususkan untuk pasien Covid-19.

Lalu, untuk kapasitas ICU, dari sekitar 22 ribu unit sebanyak 7.500 di antaranya dikhususkan untuk pasien positif virus corona.

"Saya hanya ingin berikan gambaran bahwa kapasitas RS dan ICU yang kita miliki masih tiga kali lebih besar daripada kapasitas tempat tidur yang kita dedikasikan untuk Covid-19," ucap Budi.

Sebagai gambaran, kata Budi, tempat tidur yang digunakan untuk isolasi pasien virus corona saat ini baru berkisar 23 ribu dari total kapasitas sekitar 70 ribu. Untuk ICU, juga baru terisi sekitar 2500 dari total ketersediaan sebanyak 7.500 unit.

"Dari status yang ada sekarang, di RS, kita masih punya room dua kali lipat di atasnya. Kalau naik kasus konfirmasinya, dan kalau itu tembus, kita masih punya kapasitas RS yang bisa kita konversi jadi tempat Covid-19," tuturnya.

Infografis Jejak Kebijakan Setahun Pandemi. (CNN Indonesia/Fajrian)

Namun, Budi mengakui jumlah tersebut adalah angka agregat nasional. Sebab jika dilihat per provinsi, ada daerah yang tingkat keterisiannya terbilang tinggi.

Kata Budi, ada delapan provinsi yang tingkat keterisiannya rumah sakitnya tinggi. Sejumlah daerah itu di antaranya Sumatera Utara, Kepulauan Riau, Riau, Sumatera Selatan, Jambi, Kalimantan Barat, hingga NTT.

Terkait hal ini, Budi meminta kepada kepala daerah untuk bisa mengantisipasinya sehingga tingkat keterisian rumah sakit tetap bisa dikontrol.

"Jadi ini yang harus waspada dan hati-hati. Kita harus bersama-sama mengingatkan agar ini bisa kita jaga," ucap Budi.

(dis/nma)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK