Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (PERSI) mendapat instruksi dari pemerintah pusat untuk aktif melakukan pemeriksaan menggunakan metode pencarian strain virus baru atau Whole Genome Sequence (WGS) terhadap kasus virus corona (Covid-19) yang penanganannya 'sulit' di Indonesia.
Upaya itu dilakukan guna memperluas akses pemeriksaan WGS di setiap daerah, sehingga kasus-kasus dengan gejala berat yang kemungkinan disebabkan salah satu varian asing covid-19 mampu segera diatasi dan dilacak kontak eratnya dengan apik.
"Kami di Rumah Sakit dan Laboratorium telah diinstruksikan apabila ada kasus sulit, yaitu kasus yang cepat menular, kasus yang mengakibatkan kematian yang cepat harus segera kita periksa untuk WGS," kata Sekretaris Jenderal PERSI Lia Gardenia Partakusuma kepada CNNIndonesia.com, Senin (10/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lia juga mengaku was-was akan terjadi penambahan pasien Covid-19 dengan gejala berat. Sebab, berkaca pada kondisi 'Tsunami Covid' di India, banyak penyintas di negara tersebut yang mengalami gejala berat yang diduga akibat efek dari mutasi virus corona yang mulai berkembang luas.
Apalagi saat ini Indonesia sudah mencatat tujuh mutasi corona yang berhasil teridentifikasi yakni varian D614G, B117, N439K, E484K, B1525, B1617, dan B1351. Bahkan beberapa di antaranya sudah menjadi transmisi lokal.
"Sehingga yang kami khawatirkan, mereka yang lengah bisa tertular kasus-kasus varian ini," kata Lia.
Dengan potensi lonjakan kasus Covid-19 seperti India. Lia pun meminta kepada segenap masyarakat Indonesia untuk menahan diri dalam melakukan mobilitas sehari-hari.
Ia pun mewanti-wanti warga untuk terus patuh pada protokol kesehatan 3M, mengingat tingkat kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan merosot akhir-akhir ini. Sebab, dari tujuh varian yang sudah terdeteksi di tanah air, dua di antaranya yakni B117 dan B1351 tercatat sebagai 'Variant of Concern' yang dikhawatirkan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO).
"Kami di RS memohon dengan sangat, jangan sampai kasus di India terjadi, dimana tenaga medis pun disana sudah angkat tangan. Kita di Indonesia memang sudah bersiap-siap, tapi tentu tidak ingin kasus di India terjadi di Indonesia," pungkas Lia.