Nurhayati hanya bisa pasrah begitu mengetahui Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengeluarkan kebijakan penutupan seluruh tempat pemakaman umum (TPU) saat Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah. Bayang-bayang musim untung berdagang bunga makam di TPU Karet Bivak saat Idulfitri pupus begitu saja.
Yang membuatnya semakin terpukul adalah persiapan modal yang telah ia keluarkan menyambut Idulfitri.
Nurhayati yang sudah bertahun-tahun membuka lapak di Karet Bivak tahu betul, hari pertama Idulfitri adalah musim untung para pedagang bunga makam.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pada hari pertama itu biasanya TPU dikunjungi orang-orang yang ingin berziarah dan menabur bunga di makam orang-orang yang mereka cinta.
Dari kebiasaan sosial tersebut, ia pun mempersiapkan diri sebaiknya. Nurhayati mengaku sudah menghabiskan uang Rp7 juta untuk memborong bunga makam yang siap dijajakan kala lebaran. Dengan persiapan itu Nurhayati berharap bisa meraup omzet besar yang datangnya setahun sekali.
Kini, dengan kebijakan penutupan TPU, Nurhayati terancam tidak balik modal. Bahkan bisa rugi sepenuhnya. Sebab, bunga yang tak bisa ia jual saat lebaran nanti bisa layu jika sudah lewat 2 hari.
Hari ini jadi kesempatan terakhir Nurhayati menghabiskan stok bunga makamnya. Sayang, peziarah yang datang membeli uang tak sebanding dengan modal persiapan yang sudah ia keluarkan.
"Seharian ini baru dapat Rp70.000. Bahkan, kalau kembang ada yang tawar, saya ikhlas daripada tidak ada yang beli," kata Nurhayati.
Nurhayati mengaku sampai menurunkan harga jual kembang, dari yang biasanya Rp5.000 per kantong, menjadi Rp10.000 untuk 3 kantong kembang.
Selain itu, bunga mawar putih dan kuning yang biasanya dijual Rp20.000 untuk 3 tangkai, menjadi Rp5.000 per tangkai. Ia melakukan segala cara untuk menambal modal persiapan yang telah hilang. Agar kerugian dapat ditutupi sebisa mungkin.
Nurhayati mengeluhkan kebijakan pemerintah yang tiba-tiba. Ia pun meminta agar kebijakan ini dievaluasi. Setidaknya, para peziarah yang datang ke TPU bisa dibatasi, atau hanya pejalan kaki yang diperkenankan masuk.
"Tolong diperhatikan rakyat kecil. Kami bukan pedagang liar, resmi sudah bertahun-tahun jualan di TPU ini. Tidak mungkin berharap ada orang meninggal, agar jualan laku," kata dia.
Seluruh TPU di DKI Jakarta ditutup sementara mulai Rabu (12/5) hingga Minggu (16/5) demi mengantisipasi kerumunan dan berakibat pada lonjakan kasus positif Covid-19.
Aturan itu tertuang dalam Surat Edaran Nomor 7/SE/2021 Tentang Pengendalian Aktivitas Masyarakat Pada Taman, Hutan Kota, Taman Margasatwa Ragunan dan TPU dalam pencegahan penyebaran Covid-19 pada masa Idulfitri 12-16 Mei. TPU hanya dibuka untuk kegiatan pemakaman warga.
(antara/wis)