Cerita Pengurus Makam di TPU Jeruk Purut Sepi Peziarah

CNN Indonesia
Kamis, 13 Mei 2021 17:49 WIB
Eman, pengurus dan penggali kubur di TPU Jeruk Purut mengungkap permakaman sepi peziarah sejak pandemi Covid-19 berjangkit.
Eman, salah satu pengurus dan penggali kubur di TPU Jeruk Purut, Jakarta Selatan. (CNN Indonesia/Chandra Erlangga)
Jakarta, CNN Indonesia --

Berjam-jam lamanya Eman hanya bisa duduk sambil menggenggam plastik minuman dingin, di bawah pohon rindang di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Kamis (13/5). Tak ada yang harus ia kerjakan.

Kondisi tersebut dialaminya sepanjang setahun belakangan. Kira-kira semenjak wabah virus corona melanda Indonesia. Jarang yang memanfaatkan jasa Eman.

Alhasil, pria yang berprofesi sebagai pengurus dan penggali kubur di TPU Jeruk Purut itu tidak bisa memberi uang lebih ke keluarganya di rumah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Momentum lebaran biasa ia habiskan di sekitar TPU untuk sekadar bertemu orang-orang yang kuburan anggota keluarganya ia urus. Tapi dua kali lebaran kebiasaan itu tak ada lagi. Pasalnya, kuburan yang ia jaga sepi peziarah.

Lebih empat dasawarsa bertugas di permakaman umum, beberapa orang memberinya kepercayaan untuk mengurus atau merawat makam anggota keluarga. Setidaknya ada 60 makam yang pengurusannya dititipkan padanya sejak 1978 hingga kini.

Walaupun mengaku tak berharap imbalan dari para pengunjung permakaman, tapi menurutnya, tak jarang sejumlah warga yang datang berziarah memberi sejumlah uang ke pengurus makam.

Kebiasaan itu merupakan salah satu sumber rezeki bagi sebagian pengurus dan penunggu makam.

Namun hampir setahun lebih pandemi Covid-19 menyebar di Indonesia sejak Maret 2020 lalu, ia tak pernah lagi bertemu keluarga pemilik kubur untuk sekadar bersilaturahmi.

"Ya kita pusing gara-gara Covid-19, biasanya 60 makam itu keluarganya datang tiap tahun. Tapi sekarang, dari pagi enggak ada yang datang untuk sekadar buat 'silaturahmi' lah. Apalagi tahun lalu," ungkap Eman saat ditemui CNNIndonesia.com di TPU Jeruk Purut, Kamis(13/6).

Eman hanya bisa duduk sambil menggengam plastik minuman dingin, di bawah pohon rindang di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Kamis (13/5).Eman duduk sambil menggenggam plastik minuman dingin, di bawah pohon rindang di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut, Jakarta Selatan, Kamis (13/5). (CNN Indonesia/Chandra Erlangga)

Wabah virus corona membuat pemerintah daerah--termasuk DKI Jakarta--menerapkan sejumlah kebijakan demi mengerem laju penularan. Salah satunya membatasi pergerakan manusia yang dinilai berpotensi jadi faktor penularan Covid-19.

Terbaru, Dinas Pertamanan dan Hutan Kota DKI Jakarta menerbitkan Surat Edaran berisi peniadaan kegiatan ziarah kubur selama masa libur Lebaran 2021. Aturan termuat melalui SE Nomor 7/SE/2021 tentang Pengendalian Aktivitas Masyarakat pada Taman, Hutan Kota, Taman Margasatwa Ragunan dan TPU dalam pencegahan penyebaran Covid-19 pada masa Idulfitri 12-16 Mei.

Kebijakan tersebut tentu berpengaruh pada aktivitas ziarah kubur dan profesi Eman. Tapi ia tak kesal. Ia tahu, langkah pemerintah menyetop sementara ziarah di TPU Jakarta punya maksud baik.

Kini yang terpenting bagi Eman adalah tidak ada lagi korban jiwa akibat Covid-19.

Di tengah kawasan permakaman umum, seraya mengangkat kedua tangan dan tengadah ke atas, Eman berdoa semoga segala aktivitas kembali normal.

"Kalau saya yang penting normal lagi, sehat lagi semuanya, ga ada covid-covid lagi di Indonesia," ujar dia.

(can/nma)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER