Gubernur Sumatera Selatan, Herman Deru mengultimatum bakal menutup lokasi wisata yang pengelolanya abai menerapkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19. Wanti-wanti tersebut menyusul kerumunan di lokasi wisata sejumlah daerah yang dikhawatirkan meningkatkan penyebaran virus corona.
"Saya warning kepada seluruh pengelola tempat wisata dan tadi sudah ada mandat khusus dari Presiden Jokowi. Saya izin dengan Kapolda, seluruh Kapolres, jika ada tempat wisata yang tidak terkendali membuat konsentrasi massa, untuk ditutup sementara," tukas Herman Deru usai rapat pengarahan dengan Presiden Joko Widodo secara virtual di Kantor Gubernur Sumsel, Senin (17/5).
"Jangan ragu-ragu, karena ini untuk proteksi kita," imbuh dia lagi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herman pun mengimbau aparat untuk tetap mengawasi titik-titik lain yang berpotensi memunculkan kerumunan selain tempat wisata, seperti mal dan pasar. Petugas juga diminta mengawasi secara khusus dan tidak membiarkan penumpukan pengunjung maupun kerumunan.
"Kita harus tetap waspada, pengelola mal, saya minta pengunjungnya diatur jangan sampai terjadi kerumunan yang mengakibatkan penyebaran virus," imbuh Herman.
Dia pun mengungkapkan, saat ini bed occupancy rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur khusus pasien Covid-19 di Sumsel turun menjadi 48 persen dari sebelumnya 58 persen pada 11 Mei 2021. Herman mengklaim penurunan lantaran Pemprov Sumsel menambah jumlah tempat tidur dengan membuka Wisma Atlet Jakabaring untuk tambahan lokasi perawatan pasien Covid-19.
"BOR di Sumsel tidak mengkhawatirkan lagi. Tingkat okupansinya 48 persen. Harapan kita di angka BOR 30 persen saja, caranya dengan menambah kapasitas tempat tidur pasien khusus Covid-19," ucap dia.
Terkait posko penyekatan yang diperpanjang, Herman Deru meminta bupati dan wali kota untuk membantu keberlangsungan kegiatan tersebut karena di Kodim dan Polres tidak ada pendanaan operasional posko.
"Bupati dan walikota diminta untuk memberikan pendanaan untuk keberlangsungan posko. Ini penting untuk mencegah penularan Covid-19" ujar Deru.
Hingga 17 Mei, tersisa Kota Palembang yang masih termasuk dalam zona merah penyebaran Covid-19 di Sumatera Selatan. Adapun Prabumulih dan OKU Timur yang sebelumnya merah, saat ini telah menjadi zona oranye. Namun positivity rate atau perbandingan antara jumlah tes sampel dengan konfirmasi positif Covid-19 meningkat dari 31,17 persen pada 11 Mei menjadi 31,46 persen pada 17 Mei.
Sementara itu Kepala Biro Operasional Polda Sumsel Komisaris Besar Kamaruddin mengatakan, perpanjangan posko penyekatan semula diberlakukan pada 18-24 Mei. Tapi setelah rapat koordinasi antar-instansi, polisi memperkirakan potensi gelombang kedua arus mudik akan terjadi mulai 24 Mei karena itu masa penyekatan diperpanjang hingga sepekan.
"Akan ada potensi gelombang kedua arus mudik setelah penyekatan awal selesai pada 17 Mei, puncaknya diperkirakan pada 24 Mei oleh karena itu penyekatan diperpanjang sampai 31 Mei. Kita ikuti aturan yang ada untuk mengantisipasi arus mudik dan balik," ujar Kamaruddin usai rapat di Kantor Gubernur Sumsel, Senin (17/5).
Kamaruddin berujar, selama penyekatan pada 6-17 Mei, terdapat lebih 10 ribu kendaraan yang diputar balik saat hendak memasuki wilayah Sumatera Selatan dan antar kabupaten/kota. Kebanyakan pengemudi yang diputar balik merupakan pemudik dari Pulau Jawa, baik di perbatasan Lampung, Jambi, maupun Bengkulu.
Polda Sumsel menyiagakan delapan pos di perbatasan Sumsel dengan provinsi lain serta 38 pos di perbatasan kabupaten/kota.
"Jumlah personel dan posko tidak ada yang berubah, hanya operasionalnya yang diperpanjang," kata dia.